Jakarta –

Pegunungan Sanggaboana tidak hanya dijadikan sebagai tempat ritual unik masyarakat di kawasan tersebut. Destinasi ini juga merupakan rumah bagi hewan-hewan yang dilindungi dan terancam punah.

Yayasan Konservasi Sanggabuana (SCF) mengumpulkan data satwa prioritas di Pegunungan Sanggabuana. Ada owa jawa atau Hilobates moloch, harimau jawa atau panther pardus melas, serta elang jawa atau nisaetus bartelsi.

“Selain merupakan satwa endemik langka, siamang jawa atau primata tak berekor abu-abu juga merupakan satwa langka dengan status CITES Appendix I IUCN Red List,” kata Plt Direktur Jenderal SCF Debbie Sugiri saat ditemui detikJabar, Minggu (24/7). /8/2024).

Pengumpulan data berlangsung pada bulan Maret hingga Juni 2024. Populasi dan kepadatan owa jawa di tiga blok hutan Pegunungan Sanggabuan ditemukan terdiri dari puluhan kelompok.

Berdasarkan perkiraan, dari 13 kelompok owa jawa yang teridentifikasi, terdapat 41 individu owa jawa yang saat ini hidup di Pegunungan Sanggabuana Karawang.

Hasil penelitian ini, termasuk data preferensi pangan, akan digunakan untuk menentukan rencana kerja terkait konservasi dan perlindungan Jawa Jawa di kawasan hutan Pegunungan Sangabuana.

Hasil pengkajian menunjukkan, selain owa jawa, kawasan pegunungan Sangabuan juga dihuni primata lain yaitu lutung jawa, surili, kukang, dan kera ekor panjang.

“Selain primata lainnya tersebut, pada pendataan sebelumnya juga ditemukan 339 jenis satwa liar di Pegunungan Sangabuana yang sedang dalam proses menjadi taman nasional,” ujarnya.

Dari 339 jenis satwa liar yang ada, Debi mengatakan, 51 jenis satwa sebenarnya merupakan satwa dilindungi yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Satwa dan Tumbuhan yang Dilindungi. Baca artikel selengkapnya di detikJabar Tempat Rehabilitasi Owa Jawa di Pangrango Jawa Barat” (msl/msl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *