Jakarta –
Networking dan branding merupakan dua keterampilan yang wajib dimiliki oleh UKM. Melalui networking dan komunitas, para pelaku UMKM bisa saling belajar, sedangkan branding adalah seni menarik dan membangun loyalitas pelanggan.
Clemens B. Rahardja, pendiri The Entrepreneur Society (TES), mengatakan jaringan sangat penting ketika memulai dan membangun bisnis. Melalui networking, para pelaku UMKM bisa saling belajar, berbagi dan meningkatkan omzet.
“Jaringan, jejaring sosial bisa ditemukan dimana saja. Banyak komunitas yang bisa ditemukan karena manusia adalah makhluk sosial. Kita bisa lihat contohnya di SRC Society,” ujarnya.
Hal tersebut diungkapkan Clemens saat sesi workshop UKM dengan topik “Tambah Teman, Tingkatkan Pengembangan Masyarakat” pada “Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia” di Jakarta.
Sebagai konteksnya, Sampoerna Retail Community (SRC) diselenggarakan oleh para pemilik toko SRC untuk saling mendukung, berbagi ilmu untuk meningkatkan daya saing toko, dan berkontribusi terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah nasional yang diselenggarakan di berbagai daerah. Di komunitas SRC, para pengusaha toko kelontong saling berbagi ilmu.
PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) mengatakan saat ini terdapat lebih dari 250.000 toko SRC di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, terdapat lebih dari 8.200 asosiasi SRC. Sementara itu, SRC merupakan program pengembangan gerai makanan yang dilakukan Sampoerna sejak tahun 2008 untuk meningkatkan daya saing.
Clemens mengatakan banyak UKM yang memiliki mimpi besar, namun sering kali mengecilkan mimpinya karena omzetnya masih kecil. Menurutnya, pola pikir tersebut harus diubah dengan fokus pada peningkatan pendapatan untuk mencapai impian.
Ia menambahkan, ada empat aspek penting yang harus dimiliki pengusaha, termasuk usaha kecil dan menengah. Pertama, UMKM harus mempunyai pola pikir bahwa peluang ada dimana-mana. Kedua, para pelaku UMKM hendaknya mengutamakan menolong orang lain terlebih dahulu, baru rejeki mengikuti.
“Kalau bisnis minimarket, apa yang bisa kita lakukan? Tentu saja dengan membantu memberikan solusi kepada konsumen. Misalnya mungkin dengan mengantarkan barang ke rumahnya,” jelasnya.
Ketiga, lanjutnya, usaha kecil menengah bisa memulainya dengan menjual produk orang lain kemudian membuat produknya sendiri. Keempat, modal itu penting, tapi tidak wajib. Modal bisa berupa tenaga, pikiran, ide, relasi, dan lain-lain.
“Modal bisa meningkatkan omzet,” imbuhnya.
(fdl/fdl)