Jakarta –
Pertanyaan mengenai pencegahan penyakit gondongan dan influenza Singapura atau penyakit mulut dan kuku (HFMD) tersebar luas di beberapa sekolah di wilayah metropolitan Jakarta. Surat edaran yang diperoleh detikcom menyebutkan kasus penyakit tersebut terus meningkat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengakui kasus penyakit gondongan semakin meningkat pada anak-anak. SpA(K) dr Angrain Alam, Kepala Satker Koordinasi Penyakit Tropis dan Infeksi IDAI, mengungkapkan, pada Januari hingga Juni 2024, terdapat 1.234 kasus kekambuhan di DKI Jakarta.
Sebaliknya, jumlah kasus kembali pada periode yang sama tahun 2023 sebanyak 876 kasus.
Dr Angrain mengatakan campak dan flu Singapura merupakan dua penyakit yang disebabkan oleh virus, HFMD disebabkan oleh virus coccus biasa, sedangkan gondongan disebabkan oleh infeksi kelompok paramyxovirus.
“Campak dan flu Singapura menular melalui droplet air liur saat kita berbicara, bernapas, bersin, batuk, atau mengeluarkan air liur. Dari sinilah semua itu berasal,” kata Dr Angrain dalam konferensi media online, Jumat (23/8). 2024).
Dr Angrein menjelaskan, tidak perlu terlalu khawatir dengan penyakit gondongan. Menurutnya, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana cara mengobati penyakit tersebut dengan cepat dan benar.
Perawatan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko komplikasi serius. Misalnya saja orchitis atau radang buah zakar, atau pankreatitis atau radang pankreas. Pankreatitis dapat menyebabkan reaksi seperti muntah parah.
Ia mengatakan komplikasi akibat penyakit gondongan memang berbahaya, namun jumlah kasusnya sangat rendah.
“Kami merasa kekambuhan semakin meningkat dan kami berhati-hati. Kalau hanya kekambuhan sebenarnya tidak masalah, tapi komplikasinya yang berbahaya,” jelasnya.
Langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah penyakit gondongan dan flu Singapura adalah dengan meningkatkan pola hidup bersih. Infeksi virus dapat dicegah dengan menjaga pola hidup bersih.
Selain itu, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter bila ia sakit. Pastikan penyakit yang diderita anak Anda bukanlah masalah yang serius. Jika Anda mencurigai anak Anda mengidap penyakit serius, jangan memaksa anak Anda untuk mengikuti kegiatan apa pun atau bersekolah.
“Vaksinnya sudah ada, tapi saat ini masih swasta, jadi harus memeriksakan diri langsung ke dokter anak. Saat ini belum menjadi program imunisasi nasional,” tegasnya.
Sementara terkait kasus Singapore Influenza atau HFMD, Dinas Kesehatan DKI menyebutkan, sebelumnya jumlah kasus sempat melewati puncaknya pada Mei 2024, namun kini mengalami penurunan. Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, MKKK, dr Mariati Kasiman mengatakan, kasus suspek baru muncul pada minggu ke-32, yakni 890 kasus di Puskesmas dan 502 kasus di rumah sakit Berdasarkan hasil uji laboratorium, seluruh sampel dinyatakan negatif Singapore Influenza.
“Dari hasil uji laboratorium sampel terduga HFMD yang dikirim semuanya negatif,” ujarnya, Jumat (23/8/2024) usai diperiksa terpisah detikcom. Saksikan video “Kasus Flu Singapura di RI Meningkat. Ini yang Perlu Anda Ketahui!” (avk/kna)