Jakarta –
Peretas menuntut cryptocurrency untuk mendapatkan kembali data yang disandera dalam serangan penyanderaan. Namun, grup perangkat lunak berbayar Hellcat menuntut imbalan unik: roti.
Hellcat, grup perangkat lunak baru yang mengklaim berada di balik “insiden” keamanan siber di perusahaan multinasional Prancis Schneider Electric, telah mengonfirmasi bahwa platform yang dimiliki sebelumnya menjadi korban serangan siber.
Schneider Electric telah menyelidiki insiden keamanan siber yang melibatkan akses tidak sah ke salah satu proyek internal kami yang melibatkan platform pemantauan kinerja yang dibangun di lingkungan terisolasi.
“Tim tanggap insiden global kami segera dikerahkan untuk merespons insiden ini. Produk dan layanan Schneider Electric tidak terpengaruh,” katanya.
Hellcat mengklaim dalam suratnya kepada Schneider Electric bahwa mereka telah berhasil mencuri 40 GB data terkompresi dan jika Schneider tidak memenuhi tuntutan Hellcat, mereka akan merilis data tersebut ke publik.
Hellcat mengklaim data tersebut mencakup data penting seperti data proyek, masalah, plugin, dan 400.000 baris data pengguna. Sebagai imbalannya, Hellcat meminta “pembayaran” $125.000 untuk menghancurkan data, atau pengurangan $62.500 jika Schneider mau mengakui bahwa sistemnya telah diretas.
Menariknya, pembayaran $125,000 tidak diminta dalam format kripto yang biasa digunakan oleh kelompok pembayaran lain untuk meminta pembayaran. Hellcat ingin tagihannya dibayar dengan roti tradisional Prancis dalam bentuk baguette, baguette yang panjang dan dikemas rapat.
Di Prancis, baguette dijual dengan harga rata-rata 1,07 euro, atau sekitar $1,09. Jadi Schneider harus menyerahkan 60.000 baht untuk membayar uang tebusan.
Sebenarnya ada kriptografi yang disebut Baguette. Namun harga tas yang saat ini beredar di pasaran baru mencapai 45 ribu dolar AS, padahal harga yang diminta adalah 125 ribu dolar. Oleh karena itu, tampaknya tidak mungkin entitas yang disebutkan oleh Hellcat adalah mata uang kripto.
Hanya ada satu catatan dalam penyelidikan
Simak video “Menkominfo Ungkap Jadwal Serangan Berbayar PDNS 2” (asj/asj)