Jakarta –

Meski sudah menjadi hal yang lumrah, namun Gig Economy kembali menjadi perbincangan hangat. Presiden Jokowi mengatakan dalam kongres ISEI (Ikatan Ilmuwan Ekonomi Indonesia) yang sebenarnya disiarkan pada Kamis (19/9/2024), tren tersebut semakin berkembang. Ia kemudian menyoroti praktik pemberian preferensi kepada karyawan dengan kontrak jangka pendek. Menurutnya, hal ini bisa menjadi masalah bagi kelas pekerja di masa depan.

“Gig ekonomi, hati-hati. Ini adalah perekonomian kasual, perekonomian paruh waktu. Kalau tidak dikelola dengan baik akan menjadi tren,” kata Jokowi seperti dikutip detikFinance (20/9).

Merangkum artikel detikNews bertajuk The gig economy dan perubahan dunia kerja (24/8), model ini bisa dikatakan semakin marak karena lapangan kerja diciptakan dengan aplikasi digital. Bagaikan pedang bermata dua, Gig Economy memberikan kebebasan bagi seluruh karyawan dan pemberi kerja untuk terhubung tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Gig economy memungkinkan orang untuk mengambil jenis dan jumlah pekerjaan yang mereka inginkan.

Gig economy, dunia baru pekerja lepas, mempunyai sisi lain yang meresahkan. Meski terkadang menghasilkan banyak pendapatan, namun tidak jarang para freelancer tidak memiliki penghasilan tetap. Tak hanya itu, mereka juga tidak mendapatkan berbagai kemudahan yang dimiliki pekerja tetap.

Meski pada akhirnya bergantung pada kemampuan mengelola keuangan, termasuk penggunaan berbagai alat investasi, namun membuka banyak wacana baru bagi dunia kerja di masa depan. Seperti yang disampaikan Jokowi, lebih lanjut. Dia menjelaskan, tren yang berkembang ini hanya akan menjadi beban bagi para pekerja. Seperti yang dikatakan Jokowi, perusahaan tidak memberikan komitmen jangka panjang terhadap pekerjanya.

Ketakutannya adalah perusahaan hanya memilih pekerja independen, perusahaan memilih pekerja lepas, memilih kontrak jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian global, kata Jokowi.

Jadi seberapa jauh tren ini akan berlanjut? Benarkah perlu adanya payung hukum baru untuk melindungi masa depan pekerja? Ikuti perbincangan wakil pemimpin redaksi detikFinance di Redaksi Review.

Sementara itu, detikSore bersama detikJatim mengusut kasus peralihan hak properti dari pemilik wisma ke penyewa. Laporan DetikJatim Maria Lucia Setiowati, warga Surabaya, Jawa Timur, menjadi korban penipuan. Berdasarkan kerjasama bisnis dengan rekannya, dua unit rumahnya berpindah tangan. Bagaimana ini bisa terjadi? Ikuti ulasannya di Indonesia ini saatnya.

Sementara itu, Sunsettalk mengamati lebih dekat masyarakat Indonesia yang menjadi resisten terhadap antibiotik. Mengutip detikHealth, hal ini akan menimbulkan efek berbahaya. Pemerintah sendiri mulai melihat hal ini sebagai situasi yang serius. Apa bahayanya? Apa rencana pemerintah dalam hal ini? bergabunglah dalam percakapan sebelum matahari terbenam sore ini.

Ikuti terus liputan mendalam detikcom mengenai berita terkini sepanjang hari, live (live streaming) Senin hingga Jumat pukul 15:30-18:00 WIB di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Pastikan untuk mengikuti analisa pergerakan pasar saham IHSG sebelum penutupan sebelum acara dimulai. Kirimkan komentar Anda melalui bagian live chat yang tersedia: “Detik-detik sore, jangan cuma hore!” (menjauh/menjauh)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *