Jakarta –
Dalam upaya global mengurangi sampah plastik, penggunaan galon polikarbonat merupakan solusi yang efektif. Sering digunakan untuk air minum, galon ini menawarkan alternatif ramah lingkungan dibandingkan galon sekali pakai.
Mulai dari hulu, plastik murni hanya digunakan satu kali dalam produksi galon polikarbonat karena dapat digunakan kembali. Berbeda dengan kemasan sekali pakai yang selalu menggunakan plastik bersih untuk membuat galon baru.
Mengutip laman organisasi nirlaba lingkungan hidup Zero Waste Alliance, proses memperoleh atau mengolah butiran plastik sebelum diproduksi sesuai kebutuhan membutuhkan banyak energi. Tentu saja hal ini juga menimbulkan emisi karbon yang sangat besar.
Proses pencetakan plastik ini membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibandingkan pembakaran batu bara dengan emisi karbon sebesar 535 juta metrik ton CO2. Secara global, produksi pelet plastik menghasilkan jejak karbon sebesar 1,781 juta metrik ton CO2.
Permintaan produksi plastik meningkat empat kali lipat dalam 40 tahun terakhir. Artinya, jika permintaan plastik terus tumbuh dengan laju konstan sebesar 4% per tahun, emisi dari produksi plastik akan mencapai 15% emisi global pada tahun 2050. Bisa dibayangkan berapa banyak CO2 yang akan memenuhi dunia di masa depan. !
“Ada sekitar 4.152 ton plastik bersih yang bisa kita hindari karena galon yang dapat digunakan kembali,” kata Bisuk Abraham Sisingkunon, Ketua Klaster Kajian Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (DMUI), Makara, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11 ). /9). /2024).
Galon polikarbonat juga awet dan tahan lama. Artinya, satu galon bisa bertahan bertahun-tahun jika dirawat dengan baik. Air di dalamnya juga bersih dan bebas bahan kimia berbahaya.
Satu galon polikarbonat dapat menampung 19 liter air, lebih banyak daripada galon sekali pakai yang dapat menampung 15 liter. Jumlah air dalam galon ini lebih efektif mengurangi sampah plastik.
Menurut Asosiasi Internasional untuk Daur Ulang Plastik (APR), setiap galon polikarbonat daur ulang dapat menggantikan penggunaan hingga 100 galon plastik sekali pakai. Hal ini dapat mengurangi jumlah sampah secara signifikan.
“Galon yang dapat digunakan kembali dapat mengurangi sampah kemasan sekali pakai hingga 316 ton setiap tahunnya,” tambah Bisuk.
Sedangkan galon polikarbonat hilir yang sudah rusak atau digunakan kembali sebanyak 50 kali didaur ulang menjadi galon baru. Hal ini jelas akan mengurangi dampak sampah plastik di tempat pembuangan sampah. Proses daur ulang polikarbonat memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan pembuatan plastik baru.
Produsen yang menggunakan galon polikarbonat nampaknya lebih bertanggung jawab. Pasalnya, mereka secara sistematis menangkap 100% setiap galon yang diproduksi sehingga terkontrol dengan tepat.
Hasil penarikan produk ini dipisahkan dari galon sekali pakai yang dibagikan kepada masyarakat. Artinya, jika masyarakat kurang peduli terhadap lingkungan hidup maka akan berdampak pada kehidupannya.
Penggunaan galon sekali pakai menghasilkan sampah plastik dalam jumlah besar. Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai dan seringkali mencemari lingkungan. Produksi dan pembuangan galon sekali pakai dapat melepaskan mikroplastik ke lingkungan yang membahayakan ekosistem laut dan kesehatan manusia.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah di Indonesia akan mencapai 68,5 juta ton pada tahun 2021. 11,6 juta ton atau sekitar 17 persen dari jumlah tersebut merupakan sampah plastik.
Sementara itu, menurut laporan terbaru Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), total sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia akan mencapai 500 juta ton per tahun pada tahun 2023. Sekitar 50% dari jumlah tersebut adalah plastik sekali pakai, yang seringkali berakhir di limbah. tempat pembuangan sampah atau mencemari lingkungan.
“Dari segi lingkungan, kemasan galon polikarbonat lebih disukai karena lebih ramah lingkungan. Kemasan galon polikarbonat memiliki reuse yang lebih lama dibandingkan galon lainnya,” ujar Nugraha Edhi, dosen IPB sekaligus peneliti Pusat Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST . Jangan menyerah.
Pilihan antara galon polikarbonat dan galon sekali pakai bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan memilih galon polikarbonat, Anda dapat berkontribusi dalam mengurangi sampah plastik, menjaga kualitas air, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih untuk generasi mendatang.
Saksikan video “Viral Estetika ‘Kampung Galon’ di Cianjur” (ncm/owner)