Jakarta –

Cacar atau cacar monyet belakangan ini mendapat perhatian internasional setelah menyebabkan lonjakan kasus di negara-negara Afrika, termasuk Republik Demokratik Kongo. Akibatnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun.

Menurut laporan UNICEF, lebih dari separuh kasus cacar monyet dan hampir 80% kematian akibat cacar di Republik Demokratik Kongo adalah anak-anak. Di Burundi, hampir 60% kasus Mpox terjadi pada anak-anak dan remaja di bawah usia 20 tahun, sementara 21% kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Profesor Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur Penyakit Menular WHO untuk Asia Tenggara, mengatakan ada beberapa alasan mengapa kasus Mpox kini cukup umum terjadi pada anak-anak.

Pertama, karena Mpox clade 1b kini menginfeksi berbagai kelompok umur, termasuk anak-anak, ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (30 Agustus 2024).

Alasan lainnya, lanjut Profesor Tjandra, beberapa negara Afrika saat ini sedang mengalami konflik dan kedatangan pengungsi dengan berbagai permasalahan.

Selain itu, malnutrisi pada beberapa anak dan adanya banyak penyakit lain juga mempengaruhi kemungkinan terjadinya Mpox.

Beberapa penyakit yang ada di Afrika saat ini adalah kolera, polio, epidemi campak di Burundi, dll. Kelima, tingkat vaksinasi masih rendah di beberapa negara Afrika. “Pilihan layanan medis pada hari Jumat akan terbatas, termasuk diagnosis dan pengobatan,” lanjutnya.

Profesor Tjandra juga mengatakan, kesadaran kesehatan masyarakat di sana masih tergolong rendah karena masih banyak permasalahan sosial lainnya dalam kehidupan sehari-hari. “Anak-anak juga sering bermain bersama sehingga memudahkan kontak langsung satu sama lain.”

Beberapa anak bahkan tidur di ranjang yang sama di rumah yang relatif sempit, yang juga membuat penularan kontak lebih mungkin terjadi. Negara-negara Afrika seperti Kongo kini mempertimbangkan untuk memvaksinasi anak-anak berisiko tinggi di negara mereka, bersama dengan langkah-langkah pengendalian lainnya.

“Tentu saja kita berharap agar Mpox bisa diberantas di dunia, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Kita berharap masyarakat dan negara kita – termasuk anak-anak – akan terlindungi dari bahaya penyakit ini, dan kita perlu melakukan segala upaya untuk memberantas penyakit ini. bisa melakukan itu,” katanya. Tonton video “Dirjen WHO tentang wabah Mpox: bisa dicegah” (suc/kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *