Jakarta –
Jalan kaki merupakan aktivitas fisik sederhana yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berjalan kaki secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jantung, kesehatan mental, dan energi.
Namun ketika kita berbicara tentang berjalan kaki, keefektifannya bisa diperdebatkan. Banyak orang yang menggunakan pendekatan durasi, dan tidak sedikit juga yang menggunakan pendekatan penghitungan langkah.
Lalu apakah menghitung langkah sambil berjalan lebih efisien?
Mengutip Times of India, menghitung langkah sambil berjalan sudah menjadi populer di kalangan masyarakat. Para ahli merekomendasikan agar seseorang mengambil 10.000 langkah sehari untuk mendapatkan manfaat kesehatan.
Jumlah ini setara dengan sekitar 8 kilometer. Jika dilakukan secara teratur, seseorang dapat merasakan manfaat kesehatan seperti peningkatan kesehatan jantung, peningkatan suasana hati, dan penurunan risiko penyakit kronis.
Tim peneliti dari Medical University of Lodz di Polandia dan Johns Hopkins University School of Medicine di Amerika Serikat menemukan bukti bahwa melakukan 4.000 langkah sehari sudah cukup bagi orang dewasa.
Namun peneliti menambahkan, setiap 1.000 langkah ekstra, tubuh manusia memperoleh manfaat baru, artinya manfaat menghitung waktu sambil berjalan kaki dapat menurunkan risiko kematian hingga 15 persen.
Banyak ahli menyarankan agar setiap orang melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu, namun aktivitas ini dapat dipecah menjadi olahraga singkat. Jalan kaki berbasis kecepatan juga berguna bagi mereka yang ingin menjaga kecepatan tetap.
Pendekatan ini memungkinkan fleksibilitas dalam intensitas dan kecepatan. Misalnya, seseorang dapat memilih untuk berjalan cepat atau lebih lambat selama 30 menit.
Dua penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 di jurnal JAMA Neurology dan JAMA Internal Medicine menyoroti perlunya berjalan kaki selama 30 menit sehari pada semua kelompok umur.
“Ini harus menjadi sesi 30 menit yang konsisten,” kata Matthew Ahmadi, penulis kedua studi tersebut.
Baik itu jalan kaki jarak jauh maupun pendekatan selangkah demi selangkah, keduanya memiliki manfaat kesehatan yang sama bagi tubuh. Kemudian, ketika memilih antara durasi atau kecepatan, preferensi pribadi dan gaya hidup memainkan peran penting.
Jika seseorang suka jalan-jalan di tempat yang indah, lebih tepat menentukan jangka waktunya. Namun, jika Anda lebih suka menetapkan tujuan harian dan melacak kemajuan Anda secara bertahap, penghitungan langkah akan lebih memotivasi.
Selain itu, sasaran kebugaran dapat diperhitungkan saat memilih pendekatan yang tepat. Misalnya, jika tujuan Anda adalah menurunkan berat badan, Anda bisa fokus pada jumlah langkah. Namun, jika kesehatan jantung adalah tujuannya, maka pengaturan waktu akan lebih efektif. Tonton video “Mitos atau Fakta: Lari Lebih Efektif Daripada Jalan Kaki untuk Bakar Lemak” (dpy/up)