Jakarta –
Read More : Soal Ladang Ganja di Bromo, Anggota DPR Minta Pemerintah Perketat Pengawasan
Objek wisata Curug Tilu Leuwi Opat merupakan destinasi populer bagi wisatawan lokal. Siapa sangka dulu kawasan ini dianggap berbeda dengan kawasan sekitarnya dan tidak bersih.
Tanah bera adalah tanah yang tidak cukup baik untuk dijadikan tanaman. Padahal, tempat wisata tersebut dikelilingi oleh kebun sayur. Untuk menghasilkan uang dari lahan yang dulunya tidak terpakai, pemilik tanah telah mengubah lahan tersebut menjadi tujuan wisata. Perhatikan bahwa ada sungai dan air terjun. Pada tahun 2006, tempat ini pertama kali dibuka untuk wisatawan dan diberi nama Curug Tilu Leuwi Opat. Petugas pengelola air terjun lainnya menjelaskan pengertian Curug Tilu Leuwi Opat. Krug artinya air terjun dan Livi artinya kolam atau kolam, karena di dalamnya terdapat (tiga) air terjun dan Opat (empat) kolam, maka nama objek wisata ini adalah Krug Talu Livi Opat. Dan kini pihak resor bekerja sama dengan Purhutani dan beberapa kelompok lainnya untuk mendukung fasilitas yang memadai seperti akses jalan yang lebar. Sebelumnya akses menuju Krug Talo Levi Apat sulit, hanya berjalan kaki.
“Tapi tetap menghasilkan uang untuk membayar pajak dan sebagainya, makanya pemilik tanah malah berinisiatif mengembangkan pariwisata karena di bawahnya ada sungai, jadi kenapa kita tidak memanfaatkan tanah ini”. Lebih lanjut disampaikan pada Kamis (9/5/2024) di detikTravel, dan menjajaki kemungkinan negeri ini. Yang lain juga mengatakan bahwa setelah bekerja sama dengan kelompok lain di kawasan ini, jalan dari sana telah diperbaiki sehingga bus dan truk dapat melaju. Inisiatif pemilik lahan untuk membuka lahan usaha lambat laun akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Setelah lama menarik perhatian wisatawan, Krug Telu Livi Opat bukan menjadi objek wisata, melainkan sudah dipromosikan di berbagai media. Situs ini berkembang secara organik, dari mulut ke mulut. Sejauh ini, objek wisata yang sudah berjalan sekitar 17 tahun ini masih menunjukkan eksistensinya. Dengan aset yang dimilikinya, misalnya tiga air terjun dan empat danau, menjadi destinasi wisata favorit. Kalau belum tahu, jangan malu, pemilik tempat tak berharga ini adalah seorang sarjana. Pak Ai Sabri. Dialah yang mencetuskan ide untuk menjadikan lahan terlantar ini sebagai tempat yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Air terjun sebenarnya banyak terdapat di kawasan ini, jika keluar dari puncak ini dan belok kiri dari gerbang Coorg Talo Livoi Opat maka akan menemukan Siwangon Anda Camp (CIC). Nah, ternyata pemilik tempat tersebut masih satu keluarga dengan Alm. Pak Ai Sabri dan tidak ada yang mau menjualnya kepada orang lain. “Sebenarnya kepemilikannya (CIC) sama karena masih dalam satu keluarga, karena seperti yang saya katakan tadi, tanah di sini adalah tanah yang diwarisi keluarga secara turun temurun. Mereka menginginkan tanahnya. Yang lain juga menjelaskan bahwa harga tiket yang mereka jual pada tahun pertama dibukanya pusat wisata ini adalah Rp 2500 dan Rp 10.000 Naik terus hingga harga tiket terjual Rp 15.000 Jangan sampai harganya naik tapi cadangan di dalam daerahnya tidak berkembang. Artinya setiap ada peningkatan pasti ada perubahan, ini sistem yang kami pakai. Kami punya slogan, ‘Biar tiketnya dinaikkan, tapi tidak ada isinya.’ banyak yang disediakan, tempat parkir mobil di luar, sekitar 15 di area ini Dapat diparkir hingga 15 mobil.
Di bawahnya terdapat tiga air terjun yang menawarkan panorama indah, antara lain Air Terjun Kekapi, Air Terjun Gower, dan Air Terjun Isopan. Banyak wisatawan disini yang menyukai keindahan air terjun Asiyopan, wisatawan bersembunyi dibalik air terjun ini. Jalur menuju tempat ini juga sangat bersahabat karena tidak terlalu terjal, sehingga setiap orang yang datang kesini tidak perlu berusaha keras untuk menaklukkan Krag Talu Retribusi Opat. Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Saksikan video “Menikmati makanan lezat dengan pemandangan unik di restoran, bonding” (fem/fem)