Jakarta-

Belakangan ini banyak cerita perempuan di Indonesia yang mengaku resisten atau “aman” terhadap antibiotik. Kondisi ini diketahui setelah menderita infeksi saluran kemih yang tak kunjung membaik.

Saat itu dokter memeriksa kemungkinan infeksinya tidak kunjung membaik. Di luar dugaan, hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tersebut kebal terhadap banyak antibiotik.

Ia melanjutkan: “Jika infeksi saluran kemih (ISK) yang menyebabkan darah dalam urin, hal ini tidak akan berhasil. Mengonsumsi antibiotik yang akan menghilangkan rasa sakitnya. Dokter segera memerintahkan rawat inap lebih lanjut dan pemeriksaan lebih lanjut. Karena tidak’ t work? Terus saya kaget banget ternyata banyak banget antibiotik yang resisten, intinya tubuh kebal terhadap antibiotik.” 24/9/2024).

Lanjutnya, kondisi tubuh seperti orang yang banyak minum antibiotik, meski tidak sering minum obat.

Dugaan lain penyebab resistensi antibiotik yang kemudian muncul adalah paparan makanan, termasuk makanan mentah.

Ahli epidemiologi Dickie Budiman dari Griffith University di Australia membenarkan hal ini bisa terjadi. Hubungan antara resistensi antimikroba (AMR) akibat resistensi antibiotik dan paparan makanan atau hewan juga baru-baru ini dilaporkan. Menurutnya, hal tersebut merupakan permasalahan yang perlu diatasi, selain penggunaan obat-obatan yang berlebihan.

Ia menjelaskan kepada detikcom, Selasa (24/09/2024): “Bahkan bisa terjadi melalui makanan atau hewan yang diberi antibiotik, bisa menimbulkan resistensi antimikroba pada seseorang dan pada akhirnya bisa memperlambat penyebaran antar manusia.” “.

“Jadi apakah makan makanan dari hewan yang diberi antibiotik bisa menyebabkan resistensi antimikroba pada manusia? Ya bisa, jadi kalau kita makan, misalkan saja makanan ini, yang lagi-lagi cara memasaknya tidak benar-benar membunuh bakterinya, artinya” Itu mentah atau mentah. Bahan-bahan yang mungkin menimbulkan risiko paparan bakteri resisten.”

Berikutnya: Faktor-faktor yang menentukan resistensi antibiotik

Video “Jangan khawatir, simak cara menggunakan antibiotik dengan bijak!” (Nef/Kena)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *