Jakarta –

Read More : Solusi Sewa Kantor di Jakarta, GoWork Tawarkan 12 Lokasi Strategis

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Pada tahun 2023, 54,42% perempuan akan aktif bekerja. Hal ini menunjukkan semakin banyak perempuan di Indonesia yang berkecimpung dalam dunia bisnis bahkan menjadi pemimpin di perusahaan.

Seringkali peran ini dibarengi dengan tanggung jawab di rumah sebagai istri dan ibu. Fenomena ini memerlukan strategi yang tepat bagi perempuan agar mampu secara harmonis menjalankan peran ganda dalam aspek karir dan keluarga.

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Koalisi Pemberdayaan Perempuan Indonesia (IBCWE) menginisiasi acara “Women’s Inspirational Networking Group” di BEI, “Overcoming the Challenge of Leadership and Care”. Jakarta beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan ini, peserta diajak berdiskusi bersama para pemimpin perempuan melalui diskusi panel yang dipimpin oleh Direktur Masyarakat dan Budaya Sampoerna, CEO PT Vale Indonesia Ripy Mangkoesoebroto, Managing Director Indonesia Strategy and Consulting Indonesia Febriany Eddy Debby Alishinta dan CEO . MyndfulAct, Hanindita Prama Setiadji, tentang strategi penyeimbangan peran ganda perempuan.

Menurut Febriani, membangun budaya yang memahami alasan pentingnya keberagaman merupakan kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. “Saya perhatikan sebelumnya banyak perusahaan yang sudah cukup maju (dalam menerapkan inklusi). Tapi yang ingin saya tekankan adalah mengapa ada perusahaan yang melakukannya? Bagi saya, itu sangat penting.” Febriany menjelaskan.

“Dalam industri pertambangan, kami percaya pada kekuatan keberagaman. Kami telah melihat peningkatan pengambilan keputusan, peningkatan manajemen risiko, dan peningkatan kinerja perusahaan karena kami memahami pentingnya keberagaman. Perubahan ini tidak terjadi secara instan. Transformasi ini telah berlangsung lama. Perjalanan ini dimulai pada tahun 2019, namun hal ini “membuktikan bahwa keberagaman mempunyai dampak positif,” ujarnya.

Di sisi lain, Hanindita menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan untuk menghadapi berbagai tantangan dunia usaha. “Kuncinya adalah jangan berhenti belajar. Dengan adanya kesempatan belajar, bahkan dalam hal sederhana seperti komunikasi, kita bisa menghadapi tantangan dengan lebih baik dan terus berkembang,” kata Hanindita.

Menurut Debbie, penting untuk menilai bias saat mengambil keputusan di tempat kerja. “Kami selalu bertanya, apakah keputusan diambil berdasarkan gender atau bias usia? Keberagaman menawarkan perspektif baru yang memperkaya tempat kerja. Misalnya, posisi HR sering dikaitkan dengan perempuan, namun kami justru mendukung keberagaman dengan memberikan kesempatan yang adil,” ujarnya.

Ripy Mangkoesoebroto, Direktur Masyarakat dan Kebudayaan Sampoerna, sangat memahami pentingnya memberikan kesempatan karir yang setara bagi pekerja pria dan wanita. Ia juga menjelaskan, pihaknya selalu berusaha menilai apakah setiap kebijakan yang ada sudah cukup menjamin kesejahteraan pekerja.

“Sampoerna selalu menerima masukan dan memastikan bahwa semua keputusan didasarkan pada kelayakan. Kami juga berkomitmen untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh bias gender. Kami memeriksa bias gender dalam mengambil keputusan. Sejauh ini, Sampoerna telah berupaya dalam bidang kesetaraan. dan pekerjaan yang sama dengan kebijakan Kesetaraan berdasarkan meritokrasi dalam menciptakan lingkungan.

Dengan memberikan kesempatan bagi para pemimpin perempuan untuk berkumpul, belajar dan berkolaborasi, WING 2024 diharapkan dapat menginspirasi peran masyarakat yang lebih aktif dalam memperjuangkan kesetaraan gender di dunia kerja, sekaligus memberdayakan perempuan untuk menghadapi peran gandanya di rumah.

(fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *