Jakarta –

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) sebelumnya telah menarik 16 produk yang melanggar aturan, karena tidak mengikuti ketentuan registrasi kosmetik saat beredar. Produk-produk tersebut didistribusikan dalam bentuk suntikan, seperti dari Dr. Richard Lee’s Health Effects, yaitu DNA salmon buatan sendiri. Presiden BPOM RI Taruna Ekrar menegaskan, produk suntik apa pun tidak masuk dalam kategori kosmetik, melainkan masuk dalam kategori farmasi.

Sejumlah pemilik produk sengaja menyembunyikan produk suntiknya saat mendaftarkan mereknya ke BPOM RI. Namun, dalam pemantauan internet yang dilakukan BPOM tahun lalu, ditemukan “pola” penjualan produk tersebut dan dikeluarkan dari peredaran.

Taruna mewanti-wanti sejumlah influencer kesehatan agar tidak mempromosikan produk yang tidak mematuhi peraturan dan membahayakan keselamatan konsumen. Diketahui bahwa menyuntikkan produk secara mandiri tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan komplikasi serius termasuk peradangan lokal yang berisiko berkembangnya infeksi sistemik seperti sepsis.

Risiko lainnya adalah reaksi alergi parah seperti anafilaksis yang dapat menyebabkan seseorang kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah secara signifikan, dan dapat mengancam nyawa.

“Hal-hal yang berpengaruh, kita punya program yang kita namakan influencer, dan ada yang kita namakan, kita namakan influencer, agar kita bisa bersinergi, menyehatkan masyarakat, menjadi influencer, menjaga masyarakat agar tidak rugi dan lain sebagainya,” jelas Taruna saat Detikum ditemui di gedung BPOM RI Selasa (26/11/2024), “Kami akan punya program khusus untuk itu.”

Dia juga dipanggil Dr. Richard harus menindak produknya yang terbukti melanggar hukum.

Lanjutnya: “Dr. Richard Lee dipanggil. Beliau dua kali datang ke sini. Beliau saat itu mengatakan tidak ada masalah, dan akan mengikuti keputusan BPOM RI. Ini faktanya, sudah kita pelajari.”

Taruna tidak menjelaskan, pembatalan tersebut juga berdampak pada izin klinik dr Richard, mengingat klinik tersebut tidak terafiliasi dengannya. Meski demikian, Taruna mengaku banyak menerima keluhan dari para korban yang mengalami efek samping penggunaan produk tersebut.

“Ada pengaduan, sekarang mereka akan menangkap deputi keempat, dan yang bertanggung jawab adalah yang memeriksanya. Belum banyak yang bisa kami tawarkan kepada masyarakat, dan yang jelas BPOM RI tidak main-main. “Kami menjaganya dengan baik,” tutupnya. Tonton videonya. Pertanyaan yang sering diajukan tentang produk perawatan kulit Richard Lee (naf/kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *