Jakarta –
Industri otomotif Indonesia masih terus berkembang, terbukti dengan semakin banyaknya merek mobil yang ingin bersaing di pasar Indonesia. Namun sayang, pasar otomotif Indonesia mengalami stagnasi.
Citroen Indonesia memaparkan pandangannya. Menurut Tan Kim Piau, Presiden dan Direktur Citroen Indonesia, ada beberapa hal yang menghambat pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia.
“Iya harus kita pelajari puluhan tahun, kalau tidak bisa dikatakan pasar Indonesia tidak tumbuh lebih dari 1 juta unit dalam 10 tahun terakhir. Jika kita berbicara tentang pasar yang sedang berkembang, menurut saya itu benar. Itulah yang terjadi.” Para pengamat baru-baru ini menganalisis bahwa hal ini sepenuhnya disebabkan oleh kenaikan harga. Dalam kaitannya dengan PDB, saya pikir ini sangat-sangat penting,” kata Tan.
“Kalau semua masih ingat, saat pertama kali diluncurkan, LCGC Indonesia harganya mencapai 100 juta rupiah. Pasar (penjualan mobil) mengalami koreksi tajam. Ya memang berdampak besar, namun seiring berjalannya waktu inflasi dan harga komoditas naik sehingga menyebabkan penjualan LCGC tidak lagi seperti dulu. Sekarang kalau kita temukan LCGC di bawah Rp 100, tidak lebih, malah sekarang semuanya di atas Rp 150 juta, dan sekarang harganya sekitar Rp 200 juta, ”tambah Tan.
Oleh karena itu, lebih lanjut Tan menegaskan, ada beberapa faktor yang bisa mendongkrak pasar otomotif Indonesia.
“Jadi menurut saya ada beberapa faktor jika Indonesia ingin memasuki pasar ini. Pertama, harga mobil (murah atau tidak). Kedua, soal pendapatan masyarakat Indonesia. Jadi itu tergantung pada pendekatannya. “Bisa menjangkau masyarakat Indonesia kelas bawah, menengah ke atas,” kata Tan.
“Saya kira bisa merangsang perkembangan otomotif, tapi tidak mudah karena dipengaruhi prinsipnya. Citroen jujur saja kalau kami lokal dan ingin masuk pasar besar,” kata Tan. “Berapa banyak mobil Citroen yang terjual saat Gerilya diluncurkan di Rhode Island?” Tonton video (Lth/din).