Jakarta –
Armada pesawat tak berawak atau drone tak dikenal melanggar wilayah udara terbatas Amerika Serikat selama 17 hari berturut-turut pada Desember 2023. Hingga saat ini, aparat keamanan masih bingung mengidentifikasinya. Sebuah laporan baru oleh Wall Street Journal mengklaim bahwa personel militer telah melihat armada misterius di Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia. Drone tersebut muncul di langit sekitar 45 menit hingga satu jam setelah matahari terbenam setiap malam.
DetikINET dari Global News, mantan jenderal angkatan udara Mark Kelly mengatakan drone tersebut pertama kali terlihat pada Desember 2023. Drone tersebut muncul selama 17 hari berturut-turut, ketika pejabat Pentagon menduga drone tersebut dapat digunakan oleh China atau Rusia untuk memata-matai Angkatan Darat Amerika. .
Namun, karena drone tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung dan para pejabat pada saat itu tidak yakin apakah pesawat tersebut digunakan untuk tujuan jahat atau sekadar hobi, maka tentara dilarang menembak jatuh drone tersebut karena membahayakan tentara dan warga sipil.
Gedung Putih bertemu dengan Departemen Pertahanan, FBI, dan divisi UFO Pentagon, serta para ahli dari luar untuk membahas apa yang harus dilakukan terhadap pengembangan drone rahasia. Namun beberapa solusi, termasuk menggunakan jaring untuk menangkapnya dan sinyal elektronik untuk merusak sistem navigasi mereka, telah gagal.
Menurut Wall Street Journal, barisan drone terbang dengan pola tetap di sepanjang rute yang sama setiap malam. Kelly mengatakan drone yang dilihatnya memiliki panjang sekitar 6 meter dan terbang dengan kecepatan lebih dari 100 kilometer per jam, pada ketinggian sekitar 1.000 meter. Sekitar selusin drone mengikuti dan tampak seperti rasi bintang.
Insiden itu begitu menakutkan sehingga pejabat Langley membatalkan misi pelatihan semalaman dan memindahkan jet tempur F-22 mereka ke pangkalan lain. Menurut Fox News, dua bulan sebelumnya, lima drone misterius juga dilaporkan telah melanggar wilayah udara lokasi uji coba senjata nuklir pemerintah di Nevada.
Menurut situs web Federal Aviation Administration (FAA), laporan penampakan drone siluman dari pilot, warga, dan penegak hukum cukup tinggi. FAA mengatakan mereka menerima lebih dari 100 laporan UAS per bulan.
“Mengoperasikan drone di sekitar pesawat terbang, helikopter, dan bandara adalah berbahaya dan ilegal. Operator yang tidak memiliki izin dapat dikenakan denda besar dan tuntutan pidana, termasuk hukuman penjara,” kata situs web tersebut. Tonton video “China sedang membangun drone canggih berbentuk burung” (fyk/fyk)