Jenewa –

Read More : Sekte Thailand Paling Viral, Makan Kotoran sampai Ketombe Ketuanya

Dampak positif dari kecerdasan buatan (AI) sangat signifikan di berbagai sektor. AI dapat secara efektif memproses dan menganalisis serta memberikan referensi untuk data/informasi berskala besar. Namun, AI juga rentan terhadap dampak negatif seperti rekomendasi yang bias, pelanggaran privasi, dan ancaman terhadap keamanan online semua orang.

Memastikan pengembangan yang beretika dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang bertanggung jawab memerlukan kerja sama dan kolaborasi multipihak dalam pengembangan tata kelolanya. Oleh karena itu, organisasi masyarakat sipil (CSO/NGO) harus diperkuat dengan mengembangkan kemampuan digitalnya untuk memahami kecerdasan buatan.

“Organisasi sipil mempunyai peran penting dalam memastikan tata kelola AI disusun untuk mencerminkan suara komunitas marginal dan kelompok rentan. CSO tidak perlu memiliki pemahaman teknis tentang AI, namun dalam hal mempengaruhi teknologi AI di tingkat akar rumput, di sinilah kemampuan dan kapabilitas CSO dibutuhkan,” tegas Donny Utoyo dari ICT Watch Indonesia saat berbicara di AI dan panel Tantangan Global. : Pengembangan Etis dan Penerapan yang Bertanggung Jawab, dalam Seri KTT Informasi Dunia 2024. Jenewa, Rabu (29/5/2024) Society (WSIS) meluncurkan AI Summit for a Good Global Agenda.

Dhoni juga mengajak organisasi masyarakat sipil di negara-negara Global South, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kapasitasnya dan terus berkolaborasi. “Saat AI mentransformasi kehidupan kita tidak hanya secara digital namun juga secara fisik, kita perlu berkolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil di negara-negara Selatan serta pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah, akademisi, dan sektor swasta,” katanya.

“Tata kelola AI tidak bisa dan tidak boleh ditentukan hanya oleh satu atau beberapa pemangku kepentingan saja,” tambahnya dengan tegas.

Doni juga mencontohkan bagaimana ICT Watch, sebuah organisasi masyarakat sipil di Indonesia, terlibat aktif dalam proses penyusunan rekomendasi AI Policy Network yang didukung oleh Internet Governance Forum (IGF) Indonesia. Di dalam negeri, ICT Watch juga telah melakukan sejumlah diskusi multipihak mengenai AI yang notulennya telah disampaikan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai referensi dalam penyusunan surat edaran Cominfo AI.

Dalam pernyataan penutupnya, Dhoni kembali menegaskan, “Kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan bukanlah hal yang mudah, namun bukan hal yang mustahil. yang mencakup kelompok rentan dan masyarakat marginal,” ujarnya.

*) ICT Watch Group (ictwatch.id) berpartisipasi dalam WSIS Forum (27 – 29 Mei 2024) dan Global Summit on Good Artificial Intelligence (30 – 31 Mei 2024) di Jenewa, Swiss. ICT Watch berkomitmen untuk terus terlibat secara aktif dan bermakna dalam isu-isu kecerdasan buatan (AI) di tingkat nasional, regional, dan global. Tonton video “Marcella ‘NKCTHI’ Tak Khawatir Profesinya Tergantikan Teknologi AI” (file/agt)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *