Jakarta –

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk serangan tentara Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan. Operasi tersebut membuat fasilitas kesehatan terakhir di Gaza utara tidak dapat berfungsi lagi.

Melalui postingan di platform media sosial X, WHO menyebutkan beberapa departemen penting terbakar dan rusak parah akibat aksi militer Israel.

Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rumah sakit tersebut “telah menjadi benteng utama organisasi teroris dan digunakan sebagai tempat persembunyian teroris” sejak pasukan Israel melancarkan operasi luas di Gaza utara pada bulan Oktober.

WHO menyebutkan 60 petugas kesehatan dan 25 pasien kritis masih dirawat di rumah sakit, termasuk yang menggunakan ventilator. Pasien dalam kondisi sedang harus dibawa ke rumah sakit di Indonesia dan tidak berfungsi.

Rumah Sakit Kamal Advan dan sekitarnya menjadi sasaran selama seminggu. Direktur rumah sakit, dr Hussam Abu Safia, mengatakan lima petugas medis tewas akibat serangan yang dimulai Kamis lalu.

Hamas, sebaliknya, membantah tentaranya berada di rumah sakit dan meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk komisi penyelidikan untuk memeriksa “sejauh mana kejahatan yang dilakukan di Gaza utara”.

“Kami dengan tegas menyangkal adanya aktivitas militer atau pejuang perlawanan di rumah sakit tersebut,” kata Hamas dalam pernyataannya yang dikutip Al Jazeera, Sabtu (28/12/2024).

“Kebohongan musuh tentang rumah sakit dimaksudkan untuk membenarkan kejahatan keji yang dilakukan tentara dalam pendudukan mereka saat ini, termasuk evakuasi dan pembakaran seluruh bangsal rumah sakit sebagai bagian dari rencana pemusnahan dan pemindahan paksa,” lanjut Hamas dalam pernyataannya.

Baru-baru ini, pejabat kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel telah menahan Abu Safia.

“Puluhan pekerja medis, termasuk direktur Husam Abu Safia, dibawa oleh pasukan pendudukan dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke pusat penahanan untuk diinterogasi,” katanya.

Badan Pertahanan Sipil Gaza juga melaporkan bahwa Abu Safia ditahan. Selama beberapa hari terakhir, Abu Safia berulang kali menyuarakan keprihatinannya terhadap situasi rumah sakit.

“Dunia harus memahami bahwa rumah sakit kami menjadi sasaran pembunuhan dan orang-orang di dalamnya terpaksa melarikan diri,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Senin. Saksikan video “Video: Gaza memiliki jumlah mutilasi anak tertinggi di dunia” (re/kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *