Jakarta –

Read More : Air Canada Juga Kecelakaan, Terbakar dan Mendarat Darurat

Baru-baru ini, investor asing menyebut Bali sebagai destinasi yang bagus. Kritik terhadap kebijakan pariwisata pemerintah mengatakan media benar; Bali adalah tempat yang indah.

Channel News Asia akan membacakan berita terkini tentang Bali hari ini. Media Singapura menulis artikel “Belum pernah ke Bali sebelumnya? Itulah arti perjalanan ke pulau itu.”

Artikel tersebut menunjukkan betapa berbedanya Bali saat ini. Hal ini termasuk pembangunan berlebihan tanpa mempertimbangkan perencanaan kota, kepadatan penduduk dan pengunjung, serta lalu lintas yang tidak dapat dihindari.

Berbicara kepada detikTravel, Rabu (5/8/2024), Profesor Azril Azhari mengaku setuju dengan penulis CNA tersebut.

Ulasan media luar negeri benar, turnya sudah keluar, kata Azril melalui telepon.

Profesor Azril menjelaskan perjalanannya dalam beberapa bagian. Pertama, kemacetan lalu lintas. Meski jalan di Bali sudah tol, namun jalan di Bali masih saja mengalami kemacetan. Bali sudah berkali-kali terlihat karena wisatawan berjalan kaki menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai karena kendala transportasi.

Dalam artikelnya, CNA mengutip laporan tahun 2018 oleh Transnational Institute di Amsterdam, yang menyebutkan bahwa Bali telah kehilangan 1.000 hektar (1.400 lapangan sepak bola) lahan pertanian setiap tahun selama 15 tahun terakhir. Video kontras Kanggu masa lalu dan masa kini menunjukkan betapa hijaunya lahan ini sebagai rumah.

Profesor Azril membenarkan Bali telah kehilangan komunitas alamnya karena kebutuhan pariwisata. Bahkan, pemerintahan yang seharusnya menjadi milik warga lokal justru diserahkan kepada asing.

“Dulu Subak atau irigasi, bagus untuk dikembangkan ekowisata dan dikelola dengan baik. Sekarang Subak kecil, sudah kehilangan esensinya, Bali adalah pulau dewata masa lalu,” ujarnya.

Ia yakin Bali kini sedang menuju jalan keluar. Stempelnya sangat sulit dihilangkan.

“Bali sudah mulai menunjukkan pariwisata yang bagus, jadi saya katakan Bali berada di tempat yang tepat. Kalau tidak dicarikan solusi, dampaknya sangat besar,” tuturnya.

Pariwisata di beberapa daerah seperti Kuta, Sanur dan Nusa Dua sudah di atas 50%, ujarnya.

“Sulit memungkiri ratu ini, apalagi informasi dari Singapura, datanya menjadi acuan dunia. Padahal Bali bertahan hanya karena pariwisata,” kata Azril.

Selain masalah pariwisata massal, Bali juga harus menghadapi masalah sosial dan kriminalitas. Semakin banyak orang yang datang, jumlah pelacur internet pun semakin meningkat. Sayangnya, hal ini terjadi bersamaan dengan aktivitas kriminal yang melibatkan pembunuhan seorang pelacur internet.

Azril mengatakan peningkatan jumlah PSK online merupakan efek domino yang sudah diperkirakan. Ia yakin Bali bisa menawarkan wisata ramah lingkungan yang kalah populer dibandingkan Thailand.

“Masalah ini harus kita selesaikan, kita tingkatkan kesejahteraan, kita harus ke Indonesia untuk memperkuat diri misalnya,” ujarnya.

Wisata kesehatan atau wisata kebugaran didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Saat World Heritage Convention (IWTCF) di Solo tepatnya pada Agustus 2022.

“Indonesia menduduki peringkat ke-17 sebagai pasar perjalanan wisata kebugaran. Kita harus berada di atas peringkat kelima dunia. Ini merupakan langkah yang sangat penting karena berarti wisata kebugaran akan menciptakan 1,3 juta lapangan kerja baru dan berkualitas,” kata Menpar. dan ekonomi kreatif. Sandiaga Uno.

Saksikan video “Bagaimana Kemenparekraf menghambat perjalanan selama WWF Bali” (bnl/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *