Batavia –
Jasmo, 53, petani asal Gedung Pagus, Palas, Lampung Selatan, punya harapan. Dia ingin pakan ternak menjadi lebih murah. Meski kehadiran tangki telah mendongkrak perekonomian Desa Pallas, namun tidak bisa dipungkiri masih ada keinginan untuk memangkas biaya.
“Kami hanya berharap dua hal. Pertama, harga jual ikan-ikan kecil ini tidak boleh mahal. Kami mohon bantuannya untuk memasarkan ikan tersebut. Kalau bisa, tolong beri mereka makan. Tolong bantu kami. Kami menentang memberi mereka makan. . katanya kepada detikcom.
Kemudian doa Yasumo terkabul, dan muncullah secercah harapan agar buah kolam tersebut semakin melimpah. BAKTI Komdigi merancang dan memasok perangkat IoT (Internet of Things) berupa mobil pintar dari eFishery. Aplikasi eFeeder memungkinkan peternak mengontrol jadwal pemberian pakan. Efisiensi pangan juga dapat dicapai.
Program ini baru saja mulai dilaksanakan dan hasil akhirnya belum dapat dipastikan hingga Februari 2025, namun Taslimin, Ketua Kelompok Budidaya Ikan Margo Rejo Semarang Jaya (POKDAKAN) di Kabupaten Pallas, Lampung Selatan, mengatakan perubahan signifikan telah terlihat. .
“Produksi dihitung dari hasil utama (pakan) 120P/40 hari per bulan. Sekarang bobotnya (ikan) 114P,” ujarnya.
Hamlet 008 memiliki lima tangki yang masing-masing dilengkapi dengan eFeeder. Lele dan lele memang menarik. Total Desa Palas memiliki 15 unit BAKTI sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku sektor perikanan.
“Sebelum saya mengetahui tentang eFishery, saya biasa mengerjakan sesuatu secara manual, dengan tangan. eFishery membantu saya menyelesaikan sesuatu dan mengefisienkan waktu saya,” ujarnya.
Project Manager eFishery Ade Setiawan L. Tobing mengatakan ada kesamaan visi dan misi antara pihaknya dengan BAKTI Komdigi. Mereka ingin digitalisasi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga mereka dapat merasakan manfaat teknologi yang luar biasa.
Pada dasarnya eFishery dan BAKTI ingin program digitalisasinya dapat dipahami oleh masyarakat. Melalui hal ini diharapkan petani dapat merasakan perkembangan ekonomi.
Ketiga, gizi yang baik menurut Presiden, salah satunya melalui ikan, akunya.
“Kami mendapat bantuan besar dari organisasi BAKTI dalam memberikan akses kepada seluruh elemen perusahaan melalui EFeder,” kata Ade.
Selain itu, Manajer Proyek Percontohan Digitalisasi Perikanan BAKTI Ali Farzah memaparkan tujuan utama pelaksanaan proyek percontohan di desa tersebut. Awalnya BAKTI ingin menciptakan dan memobilisasi kekuatan lokal, khususnya sosial ekonomi lokal.
Selain itu, penangkapan ikan sekarang merupakan bidang yang sangat luas. Hal ini tidak terlepas dari situasi Indonesia yang multi pulau dan keanekaragaman satwa.
Terakhir, Ali berharap digitalisasi desa di Provinsi Lampung bagian selatan ini berjalan dengan baik. Ia mengaku akan terus memantau perkembangan adaptasi teknologi IoT di sana.
“Iya, saat ini kami sedang menyiapkan pilot project pertama di Lampung. Bahkan nanti kami akan evaluasi pelaksanaan pilot project digitalisasi perikanan tersebut,” ujarnya. Saksikan video “Peserta Pelatihan Bahasa Pariwisata Sumenep” (ask/fay)