Jakarta –
Keracunan massal wisatawan asing di Van Vieng meninggalkan dampak besar pada industri pariwisata Laos. Dua backpacker asal Denmark muntah darah berjam-jam sebelum meninggal.
Sebelum Backpack meninggal, dia mengirim pesan kepada keluarganya bahwa dia muntah darah selama 13 jam. Mereka kemudian ditemukan tewas.
Dua pelancong wanita meninggal setelah meminum minuman yang sama, yang diyakini terkait dengan metanol, News.com.au melaporkan pada Senin (20 November 2024). Sementara 11 orang lainnya yang meminum minuman yang sama masih dirawat di rumah sakit karena luka yang mengancam jiwa.
Kedua backpacker perempuan tersebut adalah Anne-Sophie Orkilde Koiman (20) dan Freha Vennervald Sørensen (21) asal Roskilde, Denmark. Mereka melakukan backpacking melintasi Asia Tenggara.
Mereka menginap di Nana Backpackers Hostel di Vang Vieng, Laos. Mereka berencana untuk bertemu dengan pria Belgia yang mereka temui sebelumnya di perjalanan.
Teman asal Belgia ini mendapat kabar bahwa Anne dan Frey ada di Van Vieng. Dia mencari Anne dan Frey, tapi sayangnya, dia menerima kabar duka.
Para backpacker Belgia mengungkapkan kesedihannya atas kejadian tersebut.
“Selama beberapa hari terakhir saya sibuk melacak dua gadis yang bepergian bersama teman Belgia saya,” tulis pria tersebut.
Meski sepakat bertemu di Van Vieng, namun tidak ada kontak selama lebih dari 72 jam. Ironisnya, pesan terakhir yang mereka kirimkan adalah keduanya muntah darah selama 13 jam.. Keduanya meninggal, tulisnya.
Sementara itu, polisi mengatakan Sorensen dan Koiman minum-minum di bar hotel pada Selasa (11 Desember) lalu pergi ke beberapa bar lokal lainnya. Di tengah malam mereka kembali ke kamar masing-masing, tapi kemudian tetap di sana.
Karyawan menemukannya tidak sadarkan diri di dasar bak mandi pada jam 6 sore keesokan harinya. Mereka sempat dilarikan ke rumah sakit namun dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 03.30 waktu setempat pada Kamis (14/11).
Backpacker Holly Bowles dan Bianca Jones, keduanya berusia 19 tahun, dari Melbourne, diyakini berada di bawah pengaruh alkohol. Kedua remaja asal Melbourne tersebut meminum alkohol mematikan tersebut saat berada di kota wisata Van Vieng, 130 kilometer sebelah utara ibu kota Laos, Vientiane.
Menurut petugas asrama, mereka juga berada di Nana Backpackers Hostel pada Senin (11/11), minum-minum di bar, lalu pergi ke tempat lain.
Herald Sun melaporkan bahwa mereka terbaring di kamar keesokan harinya dan mengatakan kepada staf bahwa mereka tidak dapat bernapas dan harus pergi ke rumah sakit.
Seorang pegawai hotel yang dijuluki “Pikachu” mengatakan kedua wanita tersebut meminta bantuan kepada resepsionis karena kondisi kesehatan mereka yang buruk. Diketahui, kedua wanita tersebut tiba di bar hotel pada pukul 20.00 waktu setempat, minum sedikit, lalu berangkat ke pesta pada pukul 22.30.
Awal pekan ini, Jones dan Honey meninggal di rumah sakit di Thailand. Mereka diduga keracunan metanol.
Sementara itu, pemerintah Laos telah berjanji untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan. Pada Sabtu (23/11), mereka mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa negara sangat berduka atas hilangnya nyawa wisatawan asing.
“Pemerintah Republik Demokratik Rakyat Laos telah meluncurkan penyelidikan untuk mengetahui penyebab insiden tersebut dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata pernyataan itu.
Pemilik Backpacker Hostel Duong Du Toan telah ditahan oleh polisi di Laos untuk diinterogasi. Namun, tidak ada tuntutan pidana yang diajukan terhadapnya.
Bartender di asrama Nana Backpackers, Toan Van Wang, membantah bahwa Jones dan Powers diracuni di asrama, Herald Sun melaporkan. Ia mengaku hanya menyajikan vodka dan Coke Zero untuk kedua wanita tersebut. Ia pun meminumnya untuk membuktikan bahwa minuman tersebut aman.
Toan mengatakan vodka tersebut dibeli dari dealer dan tidak pernah diencerkan atau dibotolkan oleh staf. Tonton “Video komik Mongolia menyerukan penyelidikan atas kematian Benny Laos: vandalisme atau kecelakaan” (wkn/fem)