Jakarta –
CEO Inter Milan Beppe Marotta mengakui kegagalan timnya mempermanenkan Romelu Lukaku musim panas lalu ternyata merupakan suatu keberuntungan. Tanpa penyerang asal Belgia tersebut, Nerazzurri berhasil meraih scudetto musim ini dan menjadi tim paling produktif di Serie A.
Lukaku kembali ke Inter pada musim panas 2022 dengan status pinjaman setelah mengalami masa kelam di Chelsea. Dia membantu tim asuhan Simone Inzaghi memenangkan Coppa Italia dan finis sebagai runner-up Liga Champions tahun lalu.
Manajemen klub berusaha mempermanenkan penyerang yang membawa Inter juara Serie A 2021 itu, namun ia akhirnya diskors setelah Lukaku terungkap juga sedang melakukan pembicaraan dengan Juventus. Kemudian mereka mencari alternatif.
Marcus Thuram didatangkan secara gratis untuk bergabung dengan Lautaro Martinez. Alexis Sanchez juga dipulangkan dari Marseille dengan gratis. Kemudian Marko Arnautovic didatangkan dari Bologna dengan status pinjaman.
Meski hemat, namun hasil kerja empat pemain depan di atas sangat bagus. Mereka berhasil mencetak 39 gol dari total 81 gol yang dicetak Inter di Serie A sejauh ini atau hampir 50 persen. Sisanya dicetak oleh gelandang dan bek.
Tanpa Lukaku, Inter berhasil menjadi tim dengan gol terbanyak di liga, bahkan mungkin bisa bertambah dengan empat pertandingan tersisa. Mereka juga memiliki rekor bagus yang berarti selalu mencetak gol ke gawang lawan di setiap pertandingan. Marotta pun senang taruhannya berhasil.
“Ada hal dalam hidup yang jarang diperhatikan, yaitu keberuntungan. Dalam hal ini, kami beruntung,” kata Marotta kepada Sport Mediaset dan dikutip Football Italia.
“Saya tidak akan menyembunyikan fakta bahwa dia (Lukaku) adalah target utama, namun situasi kemudian berubah. Kami membangun lini depan yang berbeda dari rencana awal, namun kami tahu seberapa besar Thuram dan juga konfirmasi Lautaro.”
“Kemudian kami kembalikan Sánchez dan Arnautovic. Lini pertama kami masih paling subur,” tegasnya. (adp/adp)