Jakarta –
Read More : Program Keluarga Harapan Bakal Pakai GovTech, RI Bisa Hemat Rp 17 T
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber produksi baterai kendaraan listrik (EV).
“Kita berbicara tentang baterai untuk kendaraan listrik, kita memiliki cadangan nikel pertama di dunia, tidak termasuk kobalt dan mangan,” kata Rozan di forum para pemimpin Detec “Menuju Indonesia Hijau: Manusia Inovasi dan Sumber Daya Energi”, di Saint-Pierre. . di. Regis, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
Menurutnya, pemanfaatan cadangan nikel untuk produksi kendaraan listrik sangat penting mengingat kebutuhan masyarakat internasional terhadap kendaraan listrik terus meningkat setiap tahunnya. Belum lagi, kebutuhan ini akan terus meningkat seiring dengan banyaknya kota-kota besar di dunia yang berkomitmen untuk melarang penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil pada tahun 2030.
“Banyak kota di negara-negara besar telah menyatakan bahwa pada tahun 2030 mereka tidak akan lagi menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil, bensin, atau apa pun kecuali energi ramah lingkungan,” kata Rosen.
Rosen mengatakan, kondisi meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kendaraan listrik juga berlaku di Indonesia. Dalam hal ini, total populasi kendaraan listrik di Tanah Air akan mencapai 116.000 unit pada tahun 2023, meningkat 179% dibandingkan tahun 2022.
“Kebutuhan kendaraan listrik di seluruh dunia semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Nah begitu, saya juga mendapat laporan bahwa permintaan kendaraan listrik di Indonesia sendiri akan meningkat sebesar 179 persen pada tahun 2022 hingga 2023,” jelasnya.
Untuk itu, Rozan menilai pemerintah perlu menyiapkan berbagai regulasi dan insentif terkait pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Dengan cara ini, Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama pasar baterai listrik global.
“Jadi arahnya ke sini, demand ke arah sana. Potensi kita banyak, sekarang bagaimana kita manfaatkan, potensi itu bisa kita aksikan,” jelas Rosen.
“Ya tentu perlu kebijakan yang tepat. Bagaimana kita bisa menjadi pusat pengembangan baterai kendaraan listrik,” tutupnya. (fdl/fdl)