Jakarta –
Read More : Bencana Paling Mematikan dalam Sejarah Hotel Turki, 79 Orang Tewas
Sektor pariwisata berkontribusi terhadap peningkatan polusi udara akibat tingginya pergerakan wisatawan. Bisakah sektor ini berkontribusi terhadap Indonesia yang lebih hijau?
Detikcom akan bertemu di Astor Ballroom, St. Regis Jakarta.
Acara ini menyoroti pentingnya inovasi energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya manusia berkelanjutan di berbagai sektor.
Rosan Roeslani, Menteri Investasi/Kepala BKPM, mengungkapkan investor asing masih enggan berinvestasi di sektor energi hijau Indonesia, apalagi kualitas sumber daya manusia di Tanah Air dinilai masih rendah.
“Transisi menuju energi hijau perlu kita percepat dengan lebih efektif dan efisien,” ujarnya dalam acara Detikcom Leaders’ Forum di Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Potensi energi terbarukan (REE) yang baru dan belum dimanfaatkan memberikan peluang besar bagi sektor pariwisata untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau. Pariwisata berkelanjutan dapat menjadi pendorong utama dengan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti energi surya, angin atau panas bumi di destinasi wisata.
Hal ini tidak hanya akan membantu Indonesia mencapai tujuan nol emisi karbon pada tahun 2060, tetapi juga menjadikan pariwisata Indonesia lebih kompetitif secara global di Sektor Pariwisata dan hilirisasi EBT.
Hilirisasi energi terbarukan pada sektor pariwisata dapat dimulai dengan integrasi teknologi hijau pada destinasi pariwisata. Misalnya, penggunaan panel surya di hotel atau fasilitas pariwisata dapat mengurangi ketergantungan terhadap listrik berbahan bakar fosil sekaligus mengurangi biaya energi jangka panjang.
Inisiatif ini juga menawarkan pengalaman unik mengenai keberlanjutan kepada wisatawan. Selain itu, pengembangan ekowisata berbasis energi terbarukan khususnya dapat menarik wisatawan dari negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika yang lebih sadar akan pentingnya pariwisata ramah lingkungan.
Destinasi yang menunjukkan komitmen terhadap perlindungan lingkungan dan penggunaan energi bersih akan lebih menarik di segmen pariwisata.
Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai menggunakan energi terbarukan. Misalnya, beberapa resor di Bali sudah menggunakan energi surya untuk kebutuhan listriknya.
Hal ini menjadi contoh bagaimana pemanfaatan energi terbarukan dapat mendukung keberlanjutan pariwisata tanpa mengorbankan kenyamanan wisatawan. Selain itu, destinasi seperti Taman Nasional Komodo mulai beralih ke energi ramah lingkungan dalam operasionalnya, seperti transportasi berbasis listrik.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia mempunyai potensi besar untuk mendukung hilirisasi energi terbarukan. Dengan semakin banyaknya destinasi yang mengadopsi teknologi ramah lingkungan, Indonesia dapat mempercepat transisi energi dan meningkatkan citranya sebagai negara yang mendukung pariwisata berkelanjutan yang menarik investor asing.
Pariwisata berkelanjutan dengan menggunakan energi terbarukan tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga membuka peluang bagi investor asing. Investasi infrastruktur energi ramah lingkungan di destinasi wisata dapat menjadi magnet bagi perusahaan internasional yang fokus pada keberlanjutan.
Pengembangan resor ramah lingkungan, fasilitas pariwisata berbasis energi terbarukan, dan sistem transportasi ramah lingkungan dapat menarik investor dari negara maju yang melihat potensi manfaat ekonomi jangka panjang.
Misalnya, perusahaan pengembangan energi terbarukan dapat bekerja sama dengan resor atau hotel di Bali untuk memasang panel surya atau mengembangkan teknologi panas bumi di kawasan wisata. Kerja sama tersebut akan mendorong pesatnya penggunaan energi hijau di sektor pariwisata
Pengembangan pariwisata berbasis energi terbarukan tidak hanya menarik investasi asing, namun juga membawa manfaat positif bagi perekonomian lokal. Misalnya, penggunaan teknologi ramah lingkungan di destinasi wisata dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan, seperti teknisi panel surya dan pengelola infrastruktur energi bersih.
Masyarakat lokal juga dapat terlibat dalam pengembangan ekowisata yang mendukung keberlanjutan dan memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan. Contoh nyatanya adalah Tulum, Meksiko, dimana pengembangan pariwisata berkelanjutan telah menciptakan peluang bagi UKM lokal untuk menyediakan produk alami dan layanan ramah lingkungan.
Dengan beralih ke energi terbarukan, sektor pariwisata dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyak destinasi wisata, pengurangan emisi dari sektor transportasi pariwisata dapat menjadi langkah penting dalam mengurangi jejak karbon negara tersebut.
Penggunaan transportasi listrik di destinasi wisata dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon dari transportasi darat dan laut. Selain itu, inisiatif ini mungkin menarik bagi wisatawan yang lebih peduli terhadap perubahan iklim
Selain infrastruktur, perubahan perilaku wisatawan juga sangat penting untuk mencapai pariwisata berkelanjutan. Tempat wisata yang mengedepankan penggunaan energi terbarukan akan memberikan edukasi kepada wisatawan akan pentingnya menjaga lingkungan.
Wisatawan dapat didorong untuk lebih memperhatikan jejak karbon mereka dengan memilih transportasi ramah lingkungan dan mengurangi konsumsi energi di akomodasi.
Jadi, para pelancong? Apakah Anda siap untuk bergabung dalam perjalanan menuju Indonesia yang lebih hijau dan mendukung pariwisata berkelanjutan? Saksikan Video “Malam Penghargaan Ekonomi Hijau 2024” (wsw/wsw)