Jakarta –
Belakangan ini olahraga lari menjadi tren yang banyak dilakukan orang. Selain mudah dilakukan, lari merupakan salah satu alternatif olahraga murah yang bisa menjaga kesehatan.
Namun, di balik tren lari yang banyak manfaatnya, risiko cedera juga bisa menghantui para pelari, terutama pemula. Seringkali karena hanya sekedar mengikuti tren dan tanpa persiapan yang matang, lari yang Anda lakukan justru menimbulkan cedera.
Dokter spesialis kedokteran olahraga dr Andhika Raspati, SpKO menjelaskan, cedera pada pelari pemula sebagian besar disebabkan oleh cedera yang berlebihan. Kondisi ini terjadi akibat penggunaan bagian tubuh yang tidak siap secara berlebihan dan berulang-ulang untuk melakukan olahraga dengan intensitas tertentu.
“Kejadian lari yang paling sering terjadi adalah cedera overuse. Jadi cedera itu disebabkan oleh beban yang berulang-ulang saat latihan, sebelum siap. Jadi kita sebut itu terlalu banyak dan terlalu cepat,” kata dr Andhika saat ditemui awak media di Jakarta Pusat. . . (6/9/2024).
“Dia berlatih dengan beban yang terlalu tinggi untuk kebugaran dan kapasitasnya. Itu justru menyebabkan cedera,” sambungnya.
Dr Andhika tidak memungkiri, jenis, teknik, gaya berjalan, atau pola sepatu juga dapat memengaruhi risiko cedera bagi pemula. Namun menurutnya, jauh lebih penting mengatur intensitas lari dengan kesadaran akan kemampuan berlari diri sendiri.
Ini adalah kesadaran akan kemampuan diri yang sering diabaikan sehingga dapat meningkatkan risiko cedera saat berlari.
Lalu apa yang bisa dilakukan pelari pemula? Ph.D. Andhika menegaskan, intensitas lari harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Atur jarak yang dapat Anda lakukan dan tingkatkan secara perlahan di menu latihan.
Penting bagi pemula untuk tidak terburu-buru menambah kecepatan atau jarak. Pilihlah intensitas yang lebih rendah, baik dari segi durasi, kecepatan, atau jarak, agar tubuh dapat beradaptasi secara bertahap.
“Kamu harus membiasakan diri dengan latihan. Kalau kamu baru memulai, jangan sampai sama dengan orang yang sudah berlatih bertahun-tahun. Kalau kamu masih baru dalam lari, jangan terburu-buru melakukan full marathon. , coba yang 5K dulu,” sambungnya.
Dokter Andhika juga mengingatkan pentingnya memasukkan hari istirahat. Terkadang, pelari pemula masih terlalu semangat untuk berlari setiap hari, padahal tubuh membutuhkan waktu untuk pemulihan setelah berolahraga.
Sertakan istirahat atau olahraga ringan agar otot terhindar dari cedera dan memiliki kesempatan untuk pulih. Tonton video “Cara menjaga kesehatan sendi dan tulang di hari tua” (avk/up)