Kabul –
Marian Abdi, seorang travel influencer berhijab asal Amerika, menuai kritik di media sosial setelah mengunggah foto dirinya bersama Taliban di Afghanistan.
Wanita asal Somalia itu dikecam netizen karena mengunggah fotonya dengan posisi yang tidak pantas.
Postingan tersebut menjadi semakin memanas dan kontroversial karena bertepatan dengan laporan seorang wanita Afghanistan yang dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam. Foto tersebut dipandang sebagai penolakan luas terhadap hak-hak dasar jutaan perempuan dan anak perempuan di negara tersebut.
Melansir Times Now, Rabu (28/8/2024) Marian Abdi yang akrab disapa Ginyada Mado di media sosial mendapat reaksi tajam atas kunjungannya ke Afghanistan yang ia sebut sebagai ‘kunjungan impian’.
Maddow menulis di media sosial Instagram pada hari Selasa, “Negara ini sedang pulih dari perang dan kekacauan selama 40 tahun. Selama beberapa hari ke depan saya akan berbagi pengalaman saya di Afghanistan, termasuk masyarakat, makanan, dan budaya secara keseluruhan. melibatkan pembelajaran tentang .” (13/8).
Unggahan foto dan beberapa video bersama beberapa anggota Taliban menuai kontroversi, menyoroti kenyataan pahit di Afghanistan dan hak-hak perempuan di sana. Maddow justru berfoto bersama beberapa tentara Taliban.
Kritik semakin meningkat ketika Maddow mengunggah foto bersama Taliban di media sosial X, di mana ia difoto sedang tersenyum di depan tentara Taliban bersenjatakan AK-47.
Hal ini menarik perhatian perempuan dan aktivis untuk mempertanyakan apakah dia telah berkonfrontasi dengan Taliban atas praktik penindasan seperti rajam terhadap perempuan dan pelarangan pendidikan.
Aktivis Afghanistan Neelufar Naimi mengatakan, “Pada saat anak perempuan dan perempuan Afghanistan tidak mendapatkan hak-hak dasar mereka, sangat mengganggu dan tidak dapat diterima jika seseorang seperti Ginyada Mado pergi ke Afghanistan untuk bertemu dengan Taliban,” kata aktivis Afghanistan Nilufar Naimi.
“Tindakan ini mengabaikan rasa sakit dan penderitaan jutaan perempuan Afghanistan yang menghadapi penindasan dan eksploitasi di bawah rezim Taliban,” lanjutnya.
Berbicara kepada media lokal pada pukul 8 pagi, Nilofar Ayubi, mantan pemimpin gerakan perempuan, mengutuk tindakan yang dilakukan influencer tersebut. Pasalnya, dia tidak bersimpati terhadap penderitaan perempuan di Afghanistan.
“Seorang wanita Afghanistan dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam, sedangkan Nona Maddow memuja Taliban,” katanya.
Bahkan, Ayubi juga memuji Madho yang telah mengunjungi Afghanistan dan menunjukkan budaya Afghanistan. Namun, dia menyayangkan cara Maddow menggambarkan Taliban di depan publik, yang sangat meresahkan.
“Meskipun kunjungannya ke Afghanistan dan pembuatan konten tentang negara dan budaya kita sangat dihargai dan disambut baik, gambaran yang dia berikan tentang Taliban sangat mengerikan,” kata Ayubi
Dalam unggahan YouTube, Maddow menceritakan pengalamannya bertemu dengan Taliban dan mengaku sangat gugup hingga tidak boleh direkam saat percakapannya. Dan Taliban menanyakan dari negara mana Mado berasal.
Maddoh juga menjawab bahwa dia orang Somalia dan ketika ditanya dari mana dia berasal (tinggal) dia menjawab di Amerika dan menurutnya disambut baik oleh pasukan Taliban.
Maddoh juga mengatakan bahwa dia juga telah bertanya kepada Taliban tentang pendidikan anak perempuan di sana.
Menurut Maddo, Taliban berkata, “Kami adalah negara baru, pemerintahan baru dan segalanya akan berubah, semuanya membutuhkan waktu.” Simak video “Selebritis Bandung Ditangkap Polisi Karena Judi Online” (wsw/wsw)