Jakarta –
Pasien cuci darah untuk penyakit ginjal kini berusia lebih muda. Perubahan gaya hidup, seperti konsumsi minuman manis, kerap dianggap sebagai salah satu penyebabnya. Seberapa besar dampak sebenarnya?
Ginjal bertindak sebagai penyaring darah, membuang kelebihan cairan dan limbah dari tubuh melalui urin. Kerusakan ginjal dapat menyebabkan kerusakan dan disfungsi.
Jika tidak segera diobati, penyakit ginjal kronis bisa berujung pada gagal ginjal. Kondisi ini mengharuskan pasien menjalani prosedur hemodialisis atau cuci darah sepanjang hidupnya.
Dokter spesialis penyakit dalam dr. Rudy Kurniawan, SpPD menjelaskan, kebiasaan minum terlalu banyak yang manis-manis ternyata bisa menjadi faktor risiko. Namun penyakit ginjal yang memerlukan cuci darah biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, bukan hanya kebiasaan makan terlalu banyak yang manis-manis.
Penyakit ginjal kronis bisa disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, mulai dari diabetes hingga hipertensi.
“Selain itu, bisa jadi karena masalah genetik, seperti fungsi ginjal yang tidak maksimal. Lalu ditambah lagi dengan penyakit metabolik yang menyebabkan (ginjal) rusak,” kata dr. Rudy saat rombongan media menemuinya. . di Jakarta Selatan pada Rabu (31 Juli 2024).
Penyakit ginjal kronis juga bisa disebabkan oleh masalah autoimun. Namun faktor risiko yang paling umum masih berupa penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
“Memang benar konsumsi makanan manis berlebih secara terus-menerus tidak serta merta menyebabkan masalah ginjal, namun hal ini bisa meningkatkan risikonya,” ujarnya.
Mengutip CDC, kita dapat mencegah CKD dengan:
– Pertahankan berat badan ideal.
– Tetap aktif secara fisik.
– Menjaga kadar gula darah.
– Berhenti merokok.
– Menjaga kadar kolesterol dalam tubuh.
– Perhatikan asupan garam agar tidak berlebihan.
– Makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
– Batasi konsumsi alkohol Anda. Tonton video “Kenali gejala yang diperlukan untuk cuci darah” (avk/kna)