Jakarta –
Read More : Vampire Esports Juara 2024 PMSL SEA Fall, Kantongi Hadiah Rp 686 Juta
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arif Prasetyo Adi mengarahkan Perum Bulog menyerap produksi dalam negeri sebanyak-banyaknya pada musim panen raya. Pihaknya menargetkan realisasi stok beras pemerintah (CBP) sebanyak 600 ribu ton pada akhir Mei 2024.
“Sebagai lembaga yang diberi mandat oleh pemerintah untuk mengelola dan mendistribusikan stok beras dalam rangka stabilisasi pangan, saya ingin menekankan bahwa Bulag harus segera mewujudkan hal tersebut dengan memanfaatkan momentum panen raya ini,” kata Arief dalam keterangannya. Dikutip pada Rabu (5/1/2024).
Untuk mempercepat hal tersebut, Arif meminta Bulag membangun sinergi dengan pabrik untuk memasok Gabah Kering Giling (GKG) ke Bulag. Selain itu, penting juga untuk menjalin kerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bulag dan mengambil langsung gabah/beras petani.
Menurut dia, dengan infrastruktur pengolahan beras yang dimiliki Bulog berupa SPP, harapannya akan memaksimalkan daya serap. Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Balai Penggilingan Padi (SPP) Sragen, Jawa Tengah, Senin (29 April).
SPP Bulog Sragen merupakan 1 dari 7 SPP milik Bulog yang berlokasi di kawasan hub produksi. SPP Bulog Sragen memiliki mesin pengering berkapasitas 120 ton per hari, rice milling unit (RMU) berkapasitas 6 ton per jam dan 3 unit rice milling unit (RMU) berkapasitas 6 ton per jam. unit silase dengan kapasitas penyimpanan 2.000 ton.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), neraca produksi dan konsumsi beras pada April dan Mei 2024 masih menunjukkan surplus masing-masing sebesar 2,96 juta ton dan 0,62 juta ton. Namun, defisit diperkirakan sebesar 0,45 juta ton pada Juni 2024.
“Panen raya pada semester I tahun ini akan mencapai 70% dari total produksi nasional. Momentum panen besar ini perlu dilanjutkan terutama di daerah sentra padi seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. kami harap begitu.” Dan ini juga menjadi fokus Anda.
Stok CBP Bulog saat ini diamankan sebesar 1,5 juta ton yang digunakan untuk operasi pasar dan berbagai intervensi stabilisasi pangan seperti program penyaluran bantuan pangan beras yang menyasar 22 juta rumah tangga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
“Jadi sesuai arahan Presiden, bantuan pangan beras ini akan terus berlanjut hingga Juni 2024, APBN kita cukup, sehingga kita bersiap untuk menyalurkan bantuan pangan beras dari CBP (Cadangan Beras Pemerintah) sejauh-jauhnya dari produksi dalam negeri.” dia berkata.
Sementara serapan gabah/beras dalam negeri Bulag untuk CBP per 28 April 2024 mencapai 169.421 ton atau 28,24%.
Dengan perangkat kebijakan berupa fleksibilitas harga beli, konsumsi gabah diperkirakan akan meningkat dan terus meningkat di seluruh daerah, khususnya di 8 sentra penghasil beras Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Timur. Jawa, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung dan Sumatera Utara.
“Mengingat kebijakan fleksibilitas harga gabah/beras yang akan berlaku hingga 30 Juni 2024, ini merupakan langkah ke arah petani, sesama petani, karena harga kemungkinan besar akan turun pada musim tanam ini.
Kebijakan fleksibilitas HPP gabah dan beras yang diterapkan Perum Bulog adalah pemungutan gabah kering (GKP) di tingkat petani yang sebelumnya berkisar Rp5.000 per kilogram hingga Rp6.000 per kilogram. Sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog, harga sebelumnya Rp 6.300 per kg diubah menjadi Rp 7.400 per kg. Sedangkan HPP beras gudang Perum Bulog adalah kehalusan minimal 95 persen, kadar air 14 persen, biji pecah maksimal 20 persen, dan grit maksimal 2 persen yang sebelumnya Rp 9.950 per kg. Rp 11.000 per kg. (adalah/melakukan)