Jakarta –
Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan bahwa air Kalikod mengandung zat berat dan bahan kimia. Hasil tersebut diperoleh setelah mengumpulkan 24 sampel air dan sedimen di sepanjang sungai.
Dalam studi bersama antara UGM dan para ahli di Finlandia ini, banyak sampel yang diambil, termasuk Sungai Merapi dan pesisir pantai. Hasilnya, Kali Kod mempunyai khasiat menyembuhkan penyakit di banyak daerah.
Guru Fakultas Geografi UGM Dr. Lintang Noor Fazlullah memaparkan temuan penelitiannya tersebut, dengan mengatakan, “Pestisida di lingkungan Sungai Cod berasal dari banyak sumber, mulai dari limbah rumah sakit, limbah farmasi, hingga limbah peternakan.” Kamis (18/4/2024) dikutip dari situs resmi UGM.
Selain itu, penelitian dilakukan di Sungai Winongo untuk mengetahui paparan lingkungan terhadap logam berat, 16 dengan mengambil sampel sedimen dan air. Hasilnya menunjukkan kandungan zat besi yang relatif tinggi.
Menurut Lintang, sungai dan danau memiliki proses alaminya masing-masing. Dalam kondisi normal, aliran akan pulih karena kontur sungai, namun penumpukan logam di dalam tanah menyebabkan logam dan unsur hara terikat di dalam tanah, sehingga pemulihan tidak dapat dilakukan.
Adanya zat besi dan pestisida pada ikan cod hitam dan wonongo hitam diduga akibat penggunaan air limbah (IPAL) yang masih habis. Untuk itu, ia berpesan kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan pengelolaan IPAL di Yogyakarta untuk mengatasi permasalahan pencemaran sungai.
“Karena keterbatasan sumber daya dan sedikitnya perhatian masyarakat terhadap lingkungan, tidak banyak desa di Yogyakarta yang memiliki sistem IPL,” ujarnya.
Jika air sungai terus terkontaminasi logam berat dan limbah beracun, ia khawatir masyarakat akan terkena dampaknya. Dalam beberapa kasus, air kotor juga dapat menimbulkan masalah bagi anak. Tonton video “Proses Resistensi Antimikroba yang Membuat Antibiotik Tidak Bermanfaat” (kna/kna)