Jakarta –
Pesawat terbang memiliki aturan ketat tentang tas jinjing. Buah seperti durian sudah dilarang sejak lama dan diketahui banyak orang. Namun, siapa sangka kalau kelapa itu sama?
Banyak barang bawaan yang dilarang masuk ke dalam pesawat, misalnya benda tajam seperti pisau, gunting, atau perkakas. Selain itu, senjata api, pistol, atau bahkan replika mainan juga dilarang dalam penerbangan.
Namun, ada benda lain yang dianggap tidak berbahaya namun dilarang terbang, seperti cairan berlebih. Sejak tahun 2006, terdapat batasan 100 ml yang dapat dibawa penumpang dalam penerbangan dengan tas jinjing.
Selain cairan, hal yang tampaknya tidak berbahaya adalah kelapa. Kelapa utuh masih diperbolehkan dibawa ke dalam pesawat, namun kelapa kering, yang juga dikenal sebagai kopra, dilarang dibawa dalam bagasi jinjing.
Melansir Mirror, Kamis (18/7/2024), alasannya karena kopra sangat mudah terbakar. Hal ini disebabkan tingginya kandungan minyak pada ampas kelapa, terutama yang diperoleh pada saat produksi minyak kelapa. Kopra bisa sangat berbahaya jika terkena panas.
Faktanya, potensi bahaya kebakaran yang ditimbulkannya pada pesawat membuatnya masuk dalam daftar barang bawaan yang dilarang di sebagian besar maskapai penerbangan termasuk Tui, Ryanair, Jet2 dan easyJet.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional menganggap bagian dalam kelapa kering termasuk barang berbahaya Kelas 4 karena mudah terbakar.
“Barang-barang yang mudah rusak seperti buah-buahan, bunga, dan sayur-sayuran merupakan barang-barang pertama yang diangkut melalui udara. Namun, barang-barang tersebut akan rusak seiring waktu dan suhu serta kelembapan yang ekstrem, sehingga harus ditangani dengan sangat hati-hati,” lapor Independent. co.uk
“Debu kopra dapat tersulut oleh percikan api,” tambah mereka.
Hal ini juga menunjukkan bahwa pemecahan lemak buah juga dapat menyebabkan risiko buah menjadi panas. Namun para pecinta kelapa tidak perlu terlalu khawatir karena produk kelapa dalam kemasan retail tidak dilarang. Simak video “Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Moskow, 3 awak tewas” (wkn/fem)