Jakarta –
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan deflasi bulanan pada Mei sebesar 0,03 persen, sehingga inflasi tahunan sebesar 2,84 persen, dan inflasi tahun kalender atau tahunan sebesar 1,16 persen.
Wakil Direktur BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, kelompok bulanan yang mengalami deflasi tertinggi adalah kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29 persen. Bahan baku yang menyumbang deflasi adalah beras yang menyumbang 0,08%, ayam ras dan ikan segar masing-masing 0,03% 15%, serta tomat dan cabai rawit yang masing-masing menyumbang 0,02%.
“Barang-barang lain yang juga menyumbang deflasi antara lain angkutan jarak jauh yang deflasi 0,03 persen, tiket pesawat udara yang deflasi 0,02 persen, dan tarif kereta api yang deflasi 0,01 persen,” kata Amalia dari Dinas. Jakarta, Senin (3 Juni 2024).
Selain itu, terdapat komoditas yang juga memberikan sumbangan inflasi antara lain emas, perhiasan, bawang merah, dan cabai merah yang masing-masing memiliki tingkat inflasi sebesar 0,05 persen.
Berikutnya adalah Inflasi Bulanan atau MTM. Setelah komponen deflasi Mei 2024 sebesar 0,03 persen karena adanya deflasi yang diatur pemerintah dan komponen harga yang fluktuatif. Komponen harga yang diatur pemerintah mencatat deflasi sebesar 0,13 persen dan deflasi 0,02 persen. Komoditas utama penyumbang deflasi adalah harga tiket jarak jauh, tiket pesawat, dan kereta api.
“Deflasi komponen harga yang bergejolak sebesar 0,69 persen dan dampak deflasinya sebesar 0,12 persen. Komponen dominan penyumbang deflasi adalah beras, daging ayam, tomat, dan juga cabai rawit,” kata Amalia.
Sementara itu, rincian inflasi bulanan berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut: 24 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi dan 14 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi sebesar 2,00 persen terjadi di Papua Selatan, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Banten sebesar 0,52 persen.
Ia menambahkan, inflasi bulanan (MTM) berdasarkan komponen deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03% karena adanya deflasi yang diatur pemerintah dan komponen harga yang fluktuatif. Komponen harga yang diatur pemerintah tercatat deflasi sebesar 0,13 persen dan deflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas utama penyumbang deflasi adalah harga tiket jarak jauh, tiket pesawat, dan kereta api.
Komponen harga yang fluktuatif mengalami deflasi sebesar 0,69% dan faktor yang menyumbang deflasi sebesar 0,12% adalah beras, daging ayam, tomat dan juga cabai rawit. Inflasi inti sebesar 0,17%. Komoditi utama penyumbang inflasi adalah emas, perhiasan, gula pasir, kue kering minyak, dan biaya sewa rumah.
“Kalau melihat sejarah sejak tahun 2020, deflasi biasanya terjadi setelah pertengahan musim panas. Deflasi pada Mei 2024 terutama disebabkan oleh penurunan harga secara umum pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi. Deflasi pasca Idul Fitri pada Mei 2024.” Hal ini tidak sedalam beberapa episode sebelumnya. Misalnya Juni 2021. Kalau dulu lebaran tanggal 13 Mei 2021, dan Juni deflasi 0,16% setelah lebaran Mei 2021,” jelas Amalia.
Jika dicermati, deflasi pada bulan Mei terutama disebabkan oleh bahan baku beras. Pada Mei 2024, terjadi deflasi beras sebesar 0,15 persen, meski produksi beras kembali mulai menurun, namun stok beras yang tersedia masih ada. Secara keseluruhan, deflasi beras terjadi di 29 provinsi, satu provinsi stabil, dan inflasi beras terjadi di 8 provinsi.
Kelompok lain yang menyumbang deflasi pada Mei 2024 adalah kelompok transpor. Sesaat setelah Idul Fitri, kelompok angkutan kembali mengalami penurunan harga pada Mei 2024. Setelah sempat melonjak saat lebaran pada bulan sebelumnya, kelompok angkutan meningkat. penyebab deflasi terbesar kedua pada Mei 2024, akibat penurunan harga bahan baku, angkutan antar kota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api.
Pada Mei 2024, tarif jarak jauh dan kereta api mengalami deflasi terkuat sejak Januari 2021. Beberapa komoditas mengalami inflasi pada bulan ini, antara lain perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menjadi pendorong inflasi terbesar sebesar 0,87%. terhadap inflasi sebesar 0,05 persen.
Amalia menambahkan, komoditas utama penyumbang inflasi pada produk dan jasa perawatan diri adalah emas dan perhiasan. Inflasi komoditas tersebut berlanjut sejak September 2023. Bawang merah dan cabai merah juga turut menyumbang inflasi pada Mei 2024. Proporsi deflasi kedua komoditas ini pada bulan Mei 2024 adalah sebesar 0,05% dan inflasi yang terkait yaitu sebesar 0,05%. H. inflasi bawang merah dan bawang merah masing-masing sebesar 8,15% dan 11,49%.
“Bahan baku bawang merah mengalami inflasi dalam 3 bulan terakhir. Hal ini antara lain disebabkan oleh gagal panen di wilayah tengah, sedangkan bahan baku cabai merah mengalami inflasi pada Mei 2024, dan sebaliknya deflasi pada tahun 2022 dan 2023,” tutup Amalia.
Lihat juga video: Inflasi di Argentina Lebih dari 100%, Warga Ingin Pindah
(ada/rd)