Yogyakarta –
Yogyakarta, yang merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia, kewalahan oleh masalah limbah. Menteri Lingkungan Hanif Faitol Nurofiq turun tangan.
Limbah itu tersebar di tempat -tempat umum, seperti jalan, taman, dan tempat wisata untuk menjadi visi Yogyakarta, karena TPA Piyungan ditutup pada tahun 2023. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, termasuk penutupan 343 tempat pengolahan limbah akhir yang membuat pelarian terbuka, masalah Yogyakakarta tidak dapat diselesaikan di dalamnya.
“Masalah limbah tidak lebih sederhana, karena secara kebetulan, wilayah Yogyakarta (fa -da -da -te) juga limbah di hilir,” kata Hanif selama kunjungan kerja ke Evung Wukirsari 2 Imiti, Banul Regency, Yogyakarta Cité de Detikjateng.
Hanif mengaku telah berkomunikasi dengan bupati Banul bahwa, sesuai dengan manajemen Presiden Prabowo Subblantia, penanganan limbah harus dilakukan dengan pemerintah daerah.
“Sesuai dengan manajemen presiden, perawatan limbah dapat dilakukan bekerja sama antara beberapa bupati di bawah koordinator dan gubernur,” katanya.
Menteri LH mengatakan bahwa sampah dengan tumpukan harian 1.000 ton akan dikelola langsung oleh Presiden melalui Menteri Lingkungan dan beberapa menteri yang dihubungkan oleh energi.
“Oleh karena itu, limbah akan digunakan sebagai energi untuk mengurangi tekanan lingkungan,” katanya.
Oleh karena itu, energi sampah akan disubsidi oleh pemerintah, sehingga termasuk dalam jajaran panggangan PLN.
“Agar langkah pertama menjadi rumit, presiden meminta untuk disimpulkan dari semua peraturan, prosesnya dipercepat, jadi secara langsung oleh presiden, saya tidak ingin mengatasinya,” katanya.
Sehari sebelumnya, Hanif mengatakan dia akan mengirim tim untuk melakukan survei tentang limbah di Yogyakarta. Keputusan ini dibuat karena masalah sampah jogja yang belum pernah selesai. Faktanya, Kemenlh tidak memiliki rencana untuk mencari tahu di mana sampah jogja dibuang.
Hanif mengatakan bahwa masalah limbah ini harus menjadi perhatian banyak bagian, termasuk masyarakat. Dia mengundang masyarakat untuk mengintensifkan pengolahan limbah independen sebelum dilemparkan ke knalpot.
Keluhan tentang sampah telah diungkapkan oleh Phri Yogyakarta sejak 2023
Setahun kemudian, pada tahun 2024, keluhan masih muncul. Pada Juni 2024, Asosiasi DPD dari Tur Indonesia dan Agence Perjalanan (Asita) mengantarkan beberapa wisatawan asing (wisatawan) yang mempertanyakan tumpukan sampah di sisi jalan. Temukan video “Yogyakarta Limbah Darurat, 2 Metode dalam Pengelolaan Limbah Dilakukan” (FEM / FEM)