Jakarta –

Read More : Luis Enrique Rela Gaji Hilang 50% kalau Bisa Hindari Media

Yamaha Motor Co., Ltd. warga Jepang mengaku melakukan kesalahan prosedur dalam pemeriksaan sepeda motor. Namun ditegaskan, kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan Yamaha di Indonesia.

Di Jepang, Yamaha menerima permintaan dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) Jepang untuk menyelidiki dugaan pelanggaran tersebut. Yamaha telah diminta melakukan penyelidikan internal untuk mengetahui apakah ada aktivitas penipuan dalam permohonan persetujuan jenis kendaraan.

“Hal ini menyebabkan ditemukannya kasus-kasus yang tidak sesuai dalam dua ujian sertifikasi, dan kami menyerahkan rinciannya kepada kementerian pada tanggal 31 Mei dan apa yang akan dilakukannya. Bagi perusahaan dagang, pihak terkait lainnya, dan pihak berkepentingan lainnya, kami telah menguji ulang kendaraan yang sudah dihentikan produksinya untuk sementara waktu dan juga kendaraan yang diserahkan sebelumnya setelah ada laporan tidak ada masalah tulis dalam siaran persnya, dikutip Selasa (4/6/2024).

Yang pertama berkaitan dengan pengujian suara. Pada uji kebisingan diketahui bahwa knalpot (muffler) berbahan glass wool killer dalam kondisi normal untuk digunakan di jalan raya. Selama proses pendinginan, penanggung jawab uji sertifikasi menggunakan wol kaca yang tidak dapat mematikan suara, karena alat uji meleleh akibat panas selama proses pendinginan.

Uji sertifikasi secara keliru menetapkan bahwa mengubah keluaran mesin untuk menghindari melelehnya alat uji adalah hal yang wajar, selama hal itu tidak mempengaruhi daya tahan dan kerusakan bahan wol kaca serta memenuhi persyaratan pengujian, seperti tekanan gas buang. , durasi dan jumlah siklus pengujian. Di tikungan ini, motornya ditabrak oleh Yamaha IZF-R1.

Masalah lainnya adalah tidak berfungsinya uji tekanan suara sirene. Saat mengajukan permohonan model kendaraan, nomor sasis kendaraan selain yang diuji dicantumkan dalam dokumen permohonan. Karena kesalahpahaman hukum, pemohon tidak mengajukan permohonan ke meja distribusi dan menyerahkan dokumen permohonan dengan nomor sasis kendaraan yang tidak diuji. Dalam hal ini, sepeda motor yang terdampak adalah Yamaha IZF-R3 dan Yamaha TMAX.

Beberapa mesin tersebut diketahui juga dijual di Indonesia. Meski demikian, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (IIMM) menegaskan kasus Jepang tidak ada kaitannya dengan Indonesia.

“Tidak mempengaruhi model yang dijual di Indonesia, karena berkaitan dengan uji sertifikasi kendaraan yang dilakukan di Jepang dan tidak mempengaruhi sertifikasi di luar Jepang. Keamanan penggunaan produk juga terjamin, sehingga tidak ada masalah. produknya”, kata CEO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (IIMM) Antonius Vidiantoro.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *