Jakarta –
Xavi Hernández dipecat pada musim penuh keduanya di Barcelona. Mantan pelatih Barca Louis van Gaal mengkritik keputusan tersebut.
Masa depan Xavi menjadi cerita tersendiri di tengah musim yang mengecewakan bagi Blaugrana. Pria berusia 44 tahun itu awalnya mengumumkan akan hengkang pada pertengahan musim, lalu berubah pikiran dan memutuskan bertahan hingga kontraknya berakhir.
Namun, menjelang musim 2023/2024 berakhir, Barca memecat Xavi dan menggantikannya dengan Hansi Flick. Mantan gelandang Barcelona dan Spanyol itu membuat marah presiden Barcelona John Laporta dengan mempertanyakan daya saing Frenkie de Jong dkk atas situasi keuangan klub yang belum pulih.
Di sisi lain, Barca sendiri tak mampu mengulangi kesuksesannya menjuarai Liga dan Piala Super Spanyol 2022/23. Los Culos benar-benar “kalah” dari Real Madrid setelah dua gelar juara jatuh ke tangan rival abadinya. Apalagi Madrid menjadi penguasa Eropa setelah menjadi juara Liga Champions.
Louis van Gaal melatih Barca selama dua periode, memberikan Xavi debutnya pada tahun 1998. Van Gaal juga mempengaruhi kesepakatan Barcelona untuk memecatnya dan mendiang Bobby Robson, meski keduanya memenangkan kejuaraan.
“Di Barcelona, Anda harus mendapatkan hasil bagus,” kata Van Gaal kepada Sky Sports. Saya menjadi juara di tahun pertama saya bersama tim, dan juara di tahun kedua, dan semifinal Liga Champions di tahun ketiga, tapi itu belum cukup.
“Anda harus menang, dan klub seperti ini juga seperti itu. Mungkin itu hal yang bagus, tapi menurut saya tidak,” sambung mantan bos Ajax, Bayern Munich, Manchester United, dan timnas Belanda itu.
“Lihat saja Sir Bobby Robson. Dia menjuarai liga lalu harus berganti peran di klub. Itu juga tidak masuk akal,” kritik Van Gaal kepada Barcelona. (rin/krs)