Jakarta –

Read More : Mendaki Gunung Carstensz Papua, Pendaki Wajib Tahu 4 Hal Ini

Wisatawan di Gunungkidul mengeluhkan pungutan liar di luar Titik Pengumpulan Tol (TPR) saat berkunjung ke pantai. Kementerian Pariwisata berjanji akan menindaklanjuti pengaduan tersebut.

Dikutip dari detikJogja, Jumat (16/8/2024), pungutan liar tersebut antara lain warga menghentikan mobilnya dan meminta apa pun yang diinginkannya.

Keluhan tersebut salah satunya disampaikan di akun Instagram @beritainaja, Kamis (15/8). Akun tersebut mengunggah tangkapan layar pemberitaan media mengenai seorang wisatawan yang mengeluh tidak diberikan tiket saat berkunjung ke pantai di Gunungkidul.

Tulisan mengenai permasalahan manipulasi di kawasan wisata Gunungkidul ini mendapat beragam tanggapan dari warganet. Faktanya, banyak orang yang menjadi korbannya, korban perampokan.

Akuntan tersebut mengaku sudah membayar tiket masuknya, namun saat hendak menuju pantai, ada warga yang menghentikannya dan meminta uang.

“Parkir di pinggir pantai biayanya Rp 10.000 sedangkan tiket masuk 1 mobil Rp 30.000. Kemarin Selasa saya ke pantai Gunkid (Gunungkidul). , saya sudah bayar tiketnya tapi di tengah jalan masih ada orang yang mencuri uang “yang menghentikan mobil dan meminta uang, katanya dimana harus bayar parkir lagi”, tulis akuntan di kolom Komentar yang ditemukan detikJogja, Kamis (15/8/2024).

Saat dimintai konfirmasi, pemilik rekening, Isnun (30 tahun), mengaku dicegat seorang perempuan saat berkunjung ke Pantai Watulawang Tepus sekitar enam bulan lalu. Seorang warga Kendal, Jawa Tengah, mengatakan perempuan tersebut meminta uang sebanyak-banyaknya.

“Betul bayarnya di loket, pas mau berangkat ke pantai, tiba-tiba ada gazebo kecil di pinggir jalan yang banyak perempuan-perempuan yang parkir di mobilnya, dan mereka suruh bayar walaupun mereka ada di sana. adalah. diminta parkir lagi,” kata Isnun kepada wartawan, Kamis (15/8).

Isnun tidak mengetahui alasan jumlah yang diminta tersebut. Diakuinya, para wanita tersebut menghampirinya dan meminta uang.

“(Beri uang) Rp 5 ribu,” ujarnya.

Isnun mengatakan, dalam hal ini bukan soal memberi uang secara ikhlas. Namun dia mengatakan langkah ini membuat para pemudik tidak nyaman.

“Bukan tidak jujur. Yah, hanya sedikit mengganggu saja,” ucapnya.

Ia berharap ke depannya tempat wisata Gunungkidul ini bebas dari pengambilalihan.

“Sarannya, semoga kedepannya lebih baik dan tidak ada lagi penculikan seperti ini,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul Oneng Windu Wardana mengatakan, sesuai standar operasional, pengumpulannya dilakukan di TPR. Jika ada pungutan di luar TPR, hanya polisi yang bisa bekerja sama dengan pihak tersebut.

“SOPnya lewat pos tapi harus bayar pajak, tapi kalau untuk pemungutan di luar negeri seperti itu, hanya polisi yang bisa berkoordinasi,” kata Windu saat ditemui pers, malam harinya.

Windu meminta maaf atas kejadian tersebut. Dia berjanji akan memperbaikinya.

“Jadi kami mohon maaf kepada wisatawan yang kurang nyaman, masih diperbaiki, tapi masih butuh waktu dan perlu inisiatif yang sama agar pariwisata bisa menjadi aktivitas yang nyaman,” ujarnya.

Hingga saat ini, Windu mengaku terus memantau aktivitas di TPR. Pemeriksaan dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, mereka juga memantau melalui CCTV.

“Untuk pemantauan pada hari Sabtu, Minggu, petugas ditugaskan di kantor untuk membantu penggalangan dana, namun untuk pemantauan pada hari Senin hingga Jumat ada CCTV, kata Windu. Saksikan video “Kemenparekraf minta pemerintah daerah hapuskan segala penculikan di lokasi wisata” (fem/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *