Jakarta –
Perbedaan tayangan horor di Amerika Serikat (AS) tidak hanya terlihat sebelum dan sesudah perayaan Halloween, tetapi juga sepanjang tahun. Wisatawan Indonesia sudah menyukainya.
Oleh karena itu, yang membedakan wisata horor di Amerika dan Indonesia terletak pada keberagaman dan kekayaan sejarah Indonesia. Inilah sebabnya mengapa deskripsi perjalanan petualangan begitu populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Pakar strategi pariwisata nasional Taufan Rahmadi menjelaskan, perbedaan wisata horor di Indonesia karena masyarakat lebih suka memacu adrenalin dan cerita misterius. Selain itu, Indonesia juga mempunyai banyak bangunan bersejarah kuno yang berkaitan dengan cerita.
“Indonesia memiliki banyak bangunan bersejarah yang menyimpan cerita unik dan belum diketahui, seperti Gedung Lawang Sewu, Semarang, dan Museum Fatahilah di Jakarta. Daya tariknya akan berbeda bagi wisatawan yang ingin mengetahui sesuatu yang belum jelas. Mungkin akan menjadi pengalaman yang sulit untuk dipisahkan kepentingan,” kata Taufan saat dihubungi detikTravel, Kamis (10 Maret 2024).
“Di Amerika, wisatawan seperti ini sering dikaitkan dengan Halloween. Kali ini di Indonesia, acara tersebut lebih banyak memiliki sejarah, cerita, dan kepercayaan sosial,” ujarnya lebih lanjut.
Ia juga menjelaskan bahwa berbagai jenis tayangan horor sangat digemari masyarakat Indonesia karena ingin mengetahui lebih jauh, terutama hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dalam kenyataan. Apalagi wisata horor tidak bisa didapatkan dari wisata yang sudah ada, apalagi cerita-cerita misterius yang memberikan emosi berbeda-beda bagi masyarakat.
Dampak positifnya, tayangan horor dapat mengedukasi wisatawan di Indonesia tentang sejarah dan budaya ilegal. Minat masyarakat terhadap wisata ini akan terus bertambah seiring dengan masih tersisanya kisah misterius dan arsitektur kuno Indonesia.
Ia berkata: “Generasi masa kini tidak dapat hidup tanpa ketertarikan mereka terhadap pengetahuan terkait tempat-tempat misterius, terutama dengan semakin populernya situs bersejarah di lingkungan sosial, media, dan pengalaman hal-hal aneh.”
Tao Fan juga menjelaskan bahwa wisata petualangan Indonesia tidak terlepas dari sejarah dan budaya masing-masing daerah, karena setiap daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Taofan mengatakan: “Wisata misteri atau wisata esoterik di Indonesia erat kaitannya dengan budaya dan sejarah kita. Setiap daerah di Indonesia memiliki legenda, cerita misterius dan kepercayaan yang diturunkan dari generasi ke generasi.”
“Tempat-tempat yang dianggap mistis seringkali memiliki makna sejarah atau budaya, menjadikan jenis wisata ini lebih dari sekedar pengalaman mistis, tetapi juga merupakan cara pengunjung untuk terhubung dengan cerita lokal dan belajar lebih banyak tentang warisan suatu daerah,” ujarnya.
Wisata horor di Amerika terjadi setiap tahun dan meningkat menjelang Halloween. Rob DelliBovi, CEO RDB Hotels Group, menjelaskan pariwisata semakin berkembang dan dianggap sebagai tanda pemulihan ekonomi.
“Kembalinya perjalanan adalah berita bagus bagi industri perjalanan dan merupakan tanda lain bahwa era COVID-19 (pariwisata) sudah berlalu. Perjalanan semacam ini adalah hal kedua yang kebanyakan dari kita lakukan, bahkan yang berbahaya untuk bekerja,” kata Daley Bowie dikutip Fox News. Simak video “Jokowi Ingin Pariwisata Indonesia Tiru Bhutan: Ada Kuota Turis Asing” (upd/fem)