Jember –
Ada yang mengejutkan di Algoritma Jember Fashion Carnival (JFC) 2024. Warga asing mengikuti parade fesyen di catwalk sepanjang 100 meter di Jalan Sudarman depan kantor Pemerintah Kabupaten Jember.
Dalam penampilannya, Andrew James berjalan di atas catwalk dalam balutan gaun asal Rio de Village karya perancang busana kenamaan Jakarta, Migi Rihasalai.
Saat dikonfirmasi, ekspatriat asal Australia itu mengaku senang bisa meramaikan catwalk. Andrew menuturkan, ini merupakan pertama kalinya ia menghadiri acara fashion, apalagi acara fashion yang diikutinya merupakan karnaval terbesar ketiga di dunia.
“Ini merupakan karnaval terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia. Betapa aku tidak merasa bahagia. Tentu kami senang, bangga dan gembira,” ujarnya, Sabtu (3 Agustus 2024).
“Kostum yang saya kenakan adalah kostum Rio de Village. Inilah gambaran kota di Brazil yaitu Rio de Janeiro. Ada juga karnaval terbesar di dunia. Tapi JFC ini tidak kalah kerennya,” imbuhnya.
Andrew adalah orang asing yang lahir di Inggris. Ia besar di Australia dan kemudian tinggal di Indonesia sejak tahun 1991. Dia bekerja sebagai arsitek, membangun rumah, resor, dan stadion sepak bola.
Kedatangannya ke Jember dalam ajang JFC juga tak lepas dari kecintaannya terhadap dunia fashion dan dress yang diturunkan dari sang istri.
“Istri saya adalah seorang perancang busana dan saya juga menyukai fashion. Inilah alasan saya bergabung dengan JFC Artwear. Sungguh luar biasa,” katanya.
Sementara itu, di sela-sela kegiatan, perancang busana Rio de Village, Migi Rihasalai mengaku senang menampilkan karyanya di JFC edisi ke-22 2024. Menurutnya, sosok Dynand Fariz (Founder JFC) adalah gurunya .
“Ngomong-ngomong, almarhum Mas Dinand Fariz itu guruku, dia juga dosenku. Saya merasa rindu bergabung dengan JFC karena banyak kenangan semasa hidupnya,” jelasnya.
Sedangkan untuk busana Rio de Village yang ditampilkan di Artwear JFC 2024, Miggy mengatakan terinspirasi dari kota di Brazil, Rio de Janeiro. Pakaiannya kebanyakan dalam gradasi kombinasi warna yang diambil setelah matahari terbenam di kota Rio de Janeiro.
“Untuk bajunya kami mengambil konsep senja di kota Rio de Janeiro. Kurang lebih tampilan bajunya merupakan perpaduan dua warna yang kemudian membentuk gradasi yang menunjukkan warna-warna senja,” jelas Miggy.
Kedepannya, lanjut Miggy, pihaknya ingin terus menyaksikan edisi JFC dari tahun ke tahun, apalagi mata dunia saat ini sedang menyoroti JFC sebagai karnaval modern terbesar.
“Yang jelas saya ingin desain fesyen saya terus tampil di ajang JFC tahun depan. Ini akan menjadi sesuatu yang baru karena semua mata akan tertuju pada karnaval terbesar di Asia Tenggara ini,” tutupnya.
Artwear diketahui menjadi bagian dari rangkaian acara JFC Algorithm 2024 di hari kedua. Artwear hanya khusus menampilkan berbagai jenis pakaian fashion dari desainer ternama Tanah Air.
____________________
Baca artikel selengkapnya di detikJatim Saksikan video “Menikmati indahnya panorama matahari terbenam di Pantai Pupuma Jember” (wkn/wkn).