Jakarta –
Asupan tinggi asam lemak trans (TFA) dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan penyakit jantung koroner. Setiap tahun, lebih dari setengah juta nyawa hilang akibat lemak trans di dunia.
Di Indonesia, penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab 73 persen seluruh kematian. Pola makan yang tidak sehat, termasuk pola makan tinggi lemak trans, menduduki peringkat ketiga penyebab kematian dan kecacatan akibat semua penyakit tidak menular.
Untuk mendukung pemerintah Indonesia menghilangkan lemak trans yang diproduksi secara industri, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia melakukan penilaian terhadap sumber makanan yang mengandung lemak trans dalam pasokan pangan Indonesia.
“Temuan menunjukkan sekitar 10 persen sampel mengandung lemak trans yang melebihi batas yang direkomendasikan WHO, yaitu kurang dari 2 g/100 g total lemak,” kata Dr. Lubna Bhatti, ketua tim NCDs dan Populasi Sehat, WHO Indonesia , saat Jakarta bertemu Selatan, Senin (6/5/2024).
Lubna mengatakan, lemak trans dalam jumlah tinggi terdapat pada jajanan yang biasa dimakan, seperti cookies, wafer, produk jajanan, dan jajanan pinggir jalan seperti Martabak dan roti Mary. Banyak dari makanan tersebut disukai anak-anak dan berbahaya bagi generasi mendatang.
“Tanpa kebijakan regulasi yang kuat dan didukung oleh undang-undang nasional, Indonesia berisiko memperkenalkan produk-produk yang mengandung lemak trans tingkat tinggi, sehingga meningkatkan risiko terhadap kesehatan dan pembangunan negara,” tambahnya.
Bukti menunjukkan bahwa cara paling efektif menghilangkan lemak trans adalah melalui olahraga. WHO merekomendasikan dua pilihan kebijakan yang baik untuk menghilangkan TFA: Mengurangi lemak trans hingga 2 persen dari total lemak di semua makanan (2 gram/100 gram total lemak) Melarang produksi, impor, penjualan dan penggunaan minyak terhidrogenasi (PHO) di semua makanan.
Saat ini, 53 negara anggota WHO di seluruh dunia telah mengadopsi kebijakan praktik yang baik untuk menghilangkan lemak trans, yang melindungi hampir separuh populasi dunia, dalam perjalanan WHO REPLACE yang diluncurkan pada tahun 2018. Tonton video “WHO mendesak Israel untuk meningkatkan akses manusia. Di Rumah Sakit Al Shifa Gaza” (Souk / Atas).