Jakarta –

Study tour atau bus tour masih menjadi alternatif utama karena lebih murah. Namun memilih bus sembarangan mempunyai resiko yang sangat besar.

Beberapa waktu lalu, terjadi kecelakaan bus yang berdekatan. ORGANDA DPP Ketua Angkutan Umum Kurnia Lesani Adnan (Sani) ingin orang tua siswa berhati-hati dalam memilih kendaraan yang mengangkutnya.

Saya meminta masyarakat, mulai dari guru hingga pariwisata, dan masyarakat luas yang menggunakan moda transportasi seperti AKAP, untuk mewaspadai aturan tersebut, kata Sani kepada detikTravel, baru-baru ini.

“Sekarang masyarakat sangat mudah untuk mengecek nama perusahaannya. Jadi harus hati-hati mobil apa yang akan Anda berikan kepada panitia atau instansi,” imbuhnya.

Saat ini orang tua bisa mengecek ketersediaan bus melalui smartphone. Dengan demikian, jenis bus yang ditawarkan lembaga tersebut dapat langsung dicek di website dan aplikasi Inspeksi Negara.

“Nama perusahaan, nomor kendaraannya bisa dicek di website Kementerian Perhubungan di aplikasi Spion 6 atau Mitra Darat. Jadi bisa dilihat terdaftar atau tidak, izinnya sah atau tidak, apakah KIRnya menyala atau tidak.

Jadi kalau sudah terdaftar, kalau terjadi apa-apa, masyarakat berhak menuntut haknya kepada pemerintah. Karena sudah terdaftar. Tapi kalau tidak terdaftar, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa. opini masyarakat,” tegasnya.

Dari sisi pemerintah, Sani meminta ketegasan aparat penegak hukum. Sebab, perhatian terhadap kendaraan yang izinnya kurang tepat kurang diperhatikan.

“Karena merugikan masyarakat awam dan menimbulkan stigma negatif, khususnya bagi transportasi darat,” ujarnya.

“Ya, ini berdampak pada kita – kita yang pantas mendapatkannya, kita yang berjuang untuk membuat perbedaan, kita yang memberikan strategi dan layanan berbeda untuk membuat orang bahagia,” kata Sani.

“Mudah-mudahan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan, periksa perusahaan-perusahaan itu. Begitu juga dengan pemerintah. Jangan hanya pandai membuat aturan, tapi aturan itu tidak bisa ditegakkan dan ditegakkan,” imbuhnya.

“Ya, pemerintah ini tidak sebatas komunikasi, ada Polri, ada pemerintah daerah. Semuanya ada di dalamnya,” ujarnya.

Dengan penjelasan Sani di atas, pihaknya ingin tidak ada korban jiwa akibat kekurangan bus. Sebab, sebagian besar bus yang beroperasi saat ini masih dalam kondisi modifikasi dan tidak memenuhi ketentuan sehingga harus dinonaktifkan.

“Jadi mohon maaf, ini adalah kematian yang konyol terhadap orang-orang di lapangan yang dilakukan oleh beberapa oknum PO yang tidak tahu apa-apa,” kata Sani.

“Karena yang jelas dia tidak punya kepemimpinan, pengemudinya yang mengemudi, mobilnya terbukti nakal, mobilnya baru jalan,” ujarnya. Dan pemerintah harus menindak tegas setiap mobil yang tidak sesuai wujudnya, tidak sesuai spesifikasi teknisnya. Tindakan hukum akan diambil jika melakukan perubahan yang melanggar KIR berat, tanpa menolak atau menolaknya. katanya. “Vioto-Viyono Berbayar Tonton video bus terbakar bersama 58 anak TK di jalan” (msl/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *