Jakarta-
Cukup peringatan untuk tidak sekadar mengeklik tautan atau link yang Anda terima. Selanjutnya link tersebut dikirimkan dari sumber yang tidak diketahui dan tidak dapat dipercaya. Namun selain mencegah jari Anda membuka link, ada hal yang sebenarnya perlu diterapkan terlebih dahulu.
“Celah ini yang jadi titik lemahnya. Makanya kalau misalnya kita pakai Office, menurut kita yang kita lindungi itu sistem operasinya. Tapi kita lupa kalau sistem operasi itu punya platform untuk menjalankan aplikasi,” ujar Donny Koesmandarin . , Group Manager Kaspersky Indonesia, Selasa (21/5/2024).
“Kalau saya cuma pakai Windows, nggak mungkin kan? Tapi di sini ada aplikasi lain yang terinstal,” sambungnya.
Setiap aplikasi yang ada memiliki kelemahannya masing-masing dan perlu Anda waspadai. Oleh karena itu, mulai memperhatikan aplikasi yang ada di perangkat Anda adalah hal yang utama.
Donny juga menyarankan beberapa hal agar tidak menjadi korban serangan siber berikutnya. Yang pertama adalah menggunakan antivirus untuk memudahkan proses screening. Yang kedua adalah jangan menginstalnya sembarangan. Anda perlu memeriksa sumber aplikasi ini dan memperhatikan beberapa hal seperti rating dan review aplikasi tersebut.
“Baik di PC maupun di ponsel,” tegasnya.
Ketiga, jangan lupa untuk selalu update dengan versi update terbaru yang dikeluarkan oleh perangkat Anda. Setiap pembaruan tentunya akan menghadirkan perlindungan sistem operasi yang lebih baik guna melindungi kerentanan yang ada sebelumnya.
“Yang paling besar, yang terakhir itu permainan phising, jangan klik yang aneh-aneh. Jangan coba-coba klik,” kenang Donny.
Jadi, meskipun tidak mengklik tautan secara sembarangan merupakan saran yang tidak boleh diabaikan, penting juga untuk memeriksa setiap aplikasi yang diinstal pada perangkat. Ingat, bencana keamanan siber selalu dimulai dengan kerentanan, bahkan yang terkecil sekalipun. Tonton video “Google mendeteksi 18 kelemahan keamanan berbahaya dari Samsung hingga Vivo” (omong-omong/fay)