Selangor –
Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) mencatat lebih dari 100 kasus pencopetan pada tahun 2024. Pencurian sedang meningkat dan penumpang adalah pelaku utama.
Menurut surat kabar New Straits Times, Selasa (17/12/2024), kasus pencurian terhadap manajemen KLIA tidak hanya muncul tahun ini, tapi sudah lama terjadi. Pada tahun 2022, 267 kasus telah dilaporkan ke pihak berwenang.
Kepala polisi Selangor Datuk Hussain Omar Khan mengatakan jumlah kasus meningkat setiap tahunnya. Misalnya, dalam 10 bulan pertama tahun 2024, terdapat 146 kasus yang dilaporkan.
Dia mengatakan, pencurian biasanya terjadi sendirian atau dalam kelompok kecil beranggotakan empat orang.
“Tersangka adalah penumpang sendiri yang mencuri barang-barang berharga milik penumpang lain dari tas jinjingnya,” ujarnya.
Barang-barang seperti kartu kredit, perhiasan, uang tunai, dan dompet sering menjadi pilihan.
Biasanya tersangka menunggu hingga penumpang lain tertidur atau lampu pesawat diredupkan pada penerbangan jarak jauh, ujarnya.
Sayangnya, Hussain mengatakan lebih dari 200 laporan polisi telah diterima. Namun, baru 26 kasus penyidikan yang dibuka. Sebab, banyak korban yang tidak bisa memastikan kapan barang berharga miliknya hilang.
Investigasi terpisah juga tidak dapat dilakukan karena tidak dilakukan penangkapan atau karena korban terus melakukan perjalanan ke negara lain atau pulang kampung, tambahnya.
Ia mengatakan, ada beberapa korban yang lalai dengan barang miliknya hingga akhirnya hilang. Hussain mengatakan mereka yang ditangkap ditahan oleh awak kabin setelah mereka kedapatan beraksi selama penerbangan. Para tersangka kemudian diserahkan ke polisi KLIA.
Menurut dia, penumpang harus berhati-hati saat melakukan penerbangan, termasuk mengunci bagasi atau meletakkan barang bawaan pribadi di depannya.
“Penumpang harus segera memberi tahu awak kabin jika ada barang berharganya yang hilang atau melihat sesuatu yang mencurigakan,” ujarnya. Saksikan video “Suasana mencekam saat pengambilan gambar di bandara Kuala Lumpur” (wkn/fem)