Labuan Bajo –
Menurut Hendrikus Rani Siga, Kepala Balai Taman Nasional Komodo, limbah ratusan perahu wisata mencemari perairan Taman Nasional Komodo. Ia menegaskan, pembuangan limbah kapal wisata ke laut merupakan salah satu pelanggaran wisata bahari di perairan Taman Nasional Komodo.
Kamis (15/8/2024) sore di MICE Masyarakat Pariwisata Bahari bertemu dengan Anda diumumkan oleh Hendricks Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraft) San Diego Uno. Dalam diskusi santai tersebut hadir para pelaku wisata bahari khususnya penggiat lingkungan perairan dan beberapa pemangku kepentingan pariwisata Labuan Bajo.
“Sampah. Banyak sampah (di kapal). Jarang kalau cuci dan cuci di kapal,” kata Hendrickus.
Ia mengajak semua pihak untuk mencari solusi bersama mengatasi sampah kapal wisata di perairan Taman Nasional Komodo. Menurut Hendrikus, wisata bahari di Taman Nasional Komodo memerlukan kerja sama semua pihak, termasuk pelaku wisata, untuk menjaga ekosistem.
“Kami mulai memikirkan bagaimana cara mencari tahu,” kata Hendrikus.
San Diego mengatakan keluhan mengenai limbah kapal pesiar tidak hanya datang dari BTNK. Kemenparekraf dan seluruh pihak sudah mengeluhkan sampah tersebut. Diperlukan kerja sama multisektor untuk menjaga lingkungan di perairan Taman Nasional Komodo.
“Kita kerjasama karena keberadaan daya tarik Labuan Bajo Flores dan Taman Nasional Komodo, jika kita tidak bisa menjaga pengelolaan sampah lebih dari 400 kapal, maka sambungan kapal (koneksi kapal ke Pintu) masih tetap ada. sangat terbatas,” ujarnya.
“Jangan biarkan kapal-kapal ini terus bertambah tanpa pengelolaan yang baik, yang pada akhirnya akan merusak terumbu karang dan sampah yang dihasilkan pada akhirnya akan merusak kelestarian ekologi,” tambah San Diego.
Saksikan video “Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Umumkan Penutupan Sementara Taman Nasional Komodo” (SIM/SIM)