Jakarta –
Konflik antara penduduk Barcelona dan wisatawan terus berlanjut, kali ini melalui karya sastra. Warga memprotes banyaknya wisatawan, dan wisatawan menanggapinya di media sosial.
Penduduk Barcelona terang-terangan menolak kedatangan wisatawan. Mereka bosan dengan kehadiran wisatawan karena mereka yakin lebih banyak ruginya daripada manfaatnya.
Warlok menganggap para turis terlalu gaduh dan kota ini penuh sesak. Dan banyak area umum yang digunakan wisatawan mengalami kerusakan yang sangat cepat.
Selain itu, harga real estat sangat tinggi sehingga para penyihir tidak mampu membelinya. Karena tuan tanah lebih suka menyewakan kepada wisatawan, harga sewa jangka pendek lebih tinggi.
Wisatawan juga diusir dengan berbagai cara. Diantaranya, meneriaki wisatawan agar segera pulang, menyemprot wisatawan dengan meriam air, hingga menuliskan tulisan “pulang” di tembok kota.
Tampaknya penghentian tersebut tidak berhasil. Para wisatawan tidak mau pulang. Mereka benar-benar membalas dendam.
Wisatawan menanggapinya dengan mengambil gambar grafiti tersebut dan mempostingnya di situs web. Salah satunya, turis asal Jerman. Ia memposting video lucu dengan teks “Terima kasih Barcelona atas sambutan hangatnya”.
Turis lainnya, Stuart, 34, asal Inggris, mengatakan para turis tersebut tidak diperlakukan dengan baik. Ia pun mengaku memahami kemarahan dan frustasi negara tersebut, namun menurutnya tidak tepat jika mengungkapkan kemarahan masyarakat yang tinggal di sana, karena masalahnya ada pada pihak berwenang yang seharusnya bisa mencari solusi.
Turis Italia Giulia (34), yang telah tinggal di Barcelona selama beberapa tahun, mengatakan dia memahami mengapa penyihir begitu membenci turis.
“Pertama kali lihat naskahnya aku tidak diterima, tapi aku paham kenapa orang-orang marah, karena aku juga sering melihat orang-orang mabuk, biasanya dari Inggris atau Jerman, berteriak-teriak tanpa busana. Apakah kamu akan jalan-jalan di kampung halamanmu seperti itu? Simak video “Guendogan ‘Dilempar’ Barcelona, memiliki peluang untuk kembali ke man City″ (lima/lima)