Jakarta –
Penduduk lokal Lisbon khawatir dengan kedatangan terlalu banyak wisatawan. Mereka meminta pembatasan penyewaan rumah kepada wisatawan.
Mengutip CNN, Kamis (14/11/2024), kualitas hidup warga sekitar dipengaruhi oleh tingginya kunjungan wisatawan saat puncak musim liburan.
September lalu, warga melakukan protes terhadap pasar perumahan di kota tersebut, dengan ribuan orang yang tinggal di ibu kota Portugal menandatangani petisi yang menyerukan pembatasan rumah liburan di Lisbon.
Petisi tersebut, yang didukung oleh lebih dari 6.600 penduduk setempat, menyerukan referendum mengenai sewa tempat wisata di kawasan pemukiman Lisbon dan diajukan ke dewan kota akhir pekan lalu.
Kelompok di balik petisi tersebut, Gerakan Referendum Perumahan (HRM), berupaya menghilangkan hampir 20.000 sewa liburan jangka pendek di gedung apartemen di Lisbon.
Mereka berharap bisa menyediakan apartemen itu hanya untuk warga sekitar.
“Konversi rumah menjadi rumah liburan telah menyebabkan penggusuran dan pengusiran penduduk dari lingkungan kota,” kata Luisa Freitas, seorang pejabat di MRH Lisbon. Penduduk setempat terpaksa pindah ke pinggiran kota.
Selain warga lokal, sekitar 4.400 warga non-Lisbon telah menandatangani petisi referendum, yang telah disebarkan ke berbagai pusat komunitas dan bisnis lokal di Lisbon selama setahun terakhir.
Menurut Freitas, banyak dari mereka yang tidak tinggal di Lisbon adalah mantan penduduk setempat yang terpaksa pindah ke pinggiran kota karena meroketnya harga sewa.
“Suara mereka sama pentingnya dengan suara mereka yang mempunyai hak untuk memilih, jadi kami juga mengumpulkan tanda tangan mereka untuk menunjukkan tidak hanya kemauan rakyat, tapi juga besarnya dampak kebijakan perumahan di Lisbon.” katanya Saksikan video Cara Kemenparekraf Cegah Over-tourism Saat WWF Bali Terjadi (msl/fem)