Jakarta-
Manajemen sampah alami adalah salah satu masalah utama bagi masyarakat, salah satu dari 08 Pabuaran Asi House, Pabue Mekar Village. Setiap 6,215 pound per bulan di rumah, kegagalan untuk tidak mempertahankan lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan ekonomi dan kepedulian kelompok -kelompok lokal.
Untuk keyakinan, tim Universitas Oayabaya, yang dipimpin oleh Mubarocanulia inidebi, bekerja dengan Bank Garuda Garuda United, melalui Kementerian Pendidikan dan Budaya 204444 (PKM). Program ini bertujuan untuk mengembangkan pengelolaan pupuk alami dan tanda pupuk cairan alami sebagai akibat dari limbah rumah.
Program ini telah gagal mengurangi jumlah sampah organik yang telah kedaluwarsa di situs web terakhir (TPA), tetapi juga memiliki dampak ekonomi. Komunitas saat ini biasanya merupakan cakupan cairan alami dengan pelatihan 22 administrator dan anggota bank bank. Setiap siklus pemrosesan hasil dari 10 hingga 15 kg pupuk cair dari 47 elemen kompos.
“Pendapatan warga telah meningkat dari perkebunan organik dari pabrik organik. Lebih banyak, masyarakat telah menerima keterampilan baru untuk memperlakukan ekonomi sampah ekonomi,” kata Selasa (Selasa. “Saya berbicara dengan pernyataan resmi 12/17. 2024.
Dalam hal pemasaran, pelatihan digital, termasuk penggunaan platform e -commerce, seperti tanda, foto, shope, dan bab, telah memperluas jumlah produk untuk pasar yang lebih besar. Media sosial seperti Instagram dan Facebook juga digunakan untuk meningkatkan visibilitas hasil.
Strategi promosi dan promosi promosi paling kuat memungkinkan komunitas RW 08 dari RW 08 produk lokal bukan penjualan, tetapi keberhasilan program dalam program ini.
Namun, perlu untuk melakukan lebih banyak upaya untuk meningkatkan produksi dan memperkuat strategi pemasaran, sehingga produk RW 08 menjadi model perdagangan permanen.
Pemerintah, adegan swasta, dan dukungan masyarakat akan diharapkan untuk meningkatkan dampak positif ini dan menginspirasi Indonesia. (FDL / FDL)