Jakarta –
Read More : Wanita Terkaya Dunia Ini Naik Pitam Gara-gara Dilukis Jelek!
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jenderal Anindya Bakrie saat menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto ke China, mulai menjajaki kemungkinan kerja sama dengan perusahaan di China. Ada dua hal dalam hal ini, pertama, kemungkinan bekerja sama untuk mendukung program pembangunan 3 juta rumah murah per tahun yang diusung Prabowo.
Kedua, menjajaki kemungkinan kerja sama dengan perusahaan perikanan di Tiongkok untuk memerangi meningkatnya nilai ekspor produk perikanan Indonesia. Anidya mengatakan dalam keterangannya pada Sabtu (9/11/9): “Kami melihat kemungkinan membantu pemerintah Indonesia untuk mengembangkan program darurat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan juga (mencapai) tujuan ekonomi (lambat) pertumbuhan ekonomi. 8 persen.
Sehubungan dengan program pemerintah untuk membangun 3 juta rumah terjangkau setiap tahunnya, Anindya bersama Presiden Kadin Indonesia Hashim S. Djojohadikusumo dan Wakil Menteri Perumahan Rakyat Fahri Hamzah melakukan kunjungan misi ke CCTC. China Construction Technology Consulting Co Ltd), perusahaan konsultan teknologi konstruksi milik pemerintah Tiongkok, pada Kamis (7/11). “Dari kunjungan itu, kami mempelajari bagaimana pemikiran kami, baik financing (pembiayaan) dan engineering (alat produksi) hingga rencana kerja sama untuk mempercepat atau mempercepat upaya (ketersediaan) tiga juta rumah setiap tahunnya,” jelas Anindya. Anindya meyakini program ini merupakan program pemerintah yang sangat handal dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau menciptakan perumahan mandiri.
“(Program perumahan terjangkau 3 juta per tahun) ini benar-benar sukses besar dan kami berharap hasilnya bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Anindya. Dalam kesempatan terpisah, Anindya bersama Hasyim yang juga merupakan adik Presiden Prabowo, pada Jumat (8/11) menjajaki kemungkinan kerja sama dengan salah satu perusahaan perikanan berteknologi tinggi di China untuk meningkatkan perekonomian perikanan. sektor. ).
Hal ini berdasarkan penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2024 tentang Pengurangan Risiko Bagi UKM Sektor Pertanian, Peternakan, Peternakan dan Pelayaran serta UKM lainnya.
“Dengan pengampunan Pak Prabowo atas 6 juta rekening bank milik nelayan dan petani, kami juga melihat apa yang bisa dilakukan nelayan Indonesia untuk lebih banyak mengekspor, terutama ke China,” ujarnya.
“Juga bagaimana kita bisa mendatangkan kemampuan teknologi sebanyak-banyaknya dari aset kapal atau perahu nelayan China untuk meningkatkan produktivitas nelayan kita,” lanjut Anindya.
Anindya berharap ada program tepat yang bisa membantu para nelayan untuk menggunakan perahu nelayan dengan teknologi modern. Dia mencontohkan, dengan menggunakan perahu tersebut, para nelayan bisa mengekspor produk perikanan seperti ikan, udang, cumi-cumi dan juga hasil laut untuk bisa mengimbangi mitranya di China. Anindya berkata: “Membeli perahu di Tiongkok membayar penggunaan ikan.
Ia melihat kemitraan ini secara otomatis akan mengembangkan galangan kapal atau tempat pembuatan dan perbaikan kapal di Indonesia. Oleh karena itu, walaupun awalnya kita menggunakan produk China, namun kedepannya kita berharap Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) juga semakin membaik. “Jadi kami berharap semua ini menjadi sesuatu yang menarik minat sebelum perjalanan di Amerika Serikat dilanjutkan di Peru, Brazil, dan Inggris,” tutupnya. (ily/hns)