Jakarta –
Meski terkendala beberapa sanksi AS, Huawei tetap mampu mengembangkan chipnya sendiri bahkan mungkin bersaing dengan prosesor iPhone 15 Pro.
Hal ini terungkap dalam paten terdaftar terbaru Huawei yang mencakup teknologi litografi self-aligned quad patterning (SAQP) dalam pembuatan chip 3nm menggunakan teknologi multi-pola.
Terlihat jelas bahwa chip yang digunakan iPhone 15 Pro adalah A17 Pro yang diproduksi menggunakan proses 3nm.
Teknologi multi-pola ini juga dipatenkan oleh pembuat chip milik negara Tiongkok, SiCarrier. Selain itu, produsen chip terbesar di Tiongkok, SMIC, sedang menyelidiki kemungkinan penggunaan SAQP untuk memproduksi chip 3nm Huawei menggunakan mesin litografi ultraviolet dalam (DUV).
Saat ini, hanya pabrik pengecoran TSMC dan Samsung yang memproduksi chip ponsel 3nm, yang hanya dapat dibuat menggunakan mesin litografi ultraviolet ekstrim (EUV), yang harus “memahat” wafer silikon ultra tipis yang digunakan dalam chip tersebut.
Wafer silikon yang digunakan harus sangat tipis agar dapat memenuhi kebutuhan miliaran transistor. Misalnya, chip A17 Pro di iPhone 15 Pro memiliki 19 miliar transistor, sedangkan A13 Bionic yang dibangun dengan proses 7 nm memiliki 8,5 miliar transistor.
Para ahli percaya bahwa Huawei dan SMIC akan dapat menggunakan SAQP, mesin DUV generasi sebelumnya, dan teknologi multi-pola untuk menghasilkan chip 5nm – sebelumnya hanya chip 7nm yang dapat diproduksi, yaitu Kirin 9000s 5G.
Namun, mereka yakin mesin EUV masih dibutuhkan untuk memproduksi chip 3nm. Faktanya, fabrikasi chip menggunakan mesin EUV dengan aperture numerik rendah juga memerlukan teknik pola ganda.
Meskipun demikian, Huawei dan SMIC masih yakin bahwa mereka dapat memproduksi chip 3nm melalui SAQP dan menggunakan peralatan EUV dengan mesin DUV yang tidak terlalu rumit. FYI: SMIC membeli DUV ini sebelum sanksi AS berlaku.
Jika Huawei dan SMIC benar-benar bisa memproduksi chip 3nm, bisa dibayangkan betapa tidak senangnya pemerintah AS. Pasalnya, ketika sebelumnya Huawei merilis Kirin 9000s 5G dengan proses 7nm, mereka sudah memiliki daya tembak yang cukup meski berbagai sanksi merugikan Huawei.
Sanksi tersebut awalnya melarang Huawei menggunakan chip Snapdragon Qualcomm di P50 dan Mate 50. Namun, Qualcomm kemudian mendapat izin untuk menjual chip tersebut ke Huawei, namun dengan satu perubahan. Dengan kata lain, membatasi koneksi selulernya ke 4G, bukan 5G. Simak video “Konsumen China Cari Ponsel Huawei Pura 70 Terbaru” (asj/asj)