Jakarta –
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkap “bocoran” bahwa layanan Starlink asal Malaysia bisa digunakan di Indonesia. Padahal, layanan internet satelit tersebut sudah tersedia setelah diperkenalkan langsung oleh CEO SpaceX Elon Musk di Bali, Minggu (19 Mei).
Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan pemerintah harus mengambil tindakan tegas untuk mencegah penggunaan layanan Starlink yang seharusnya tidak tersedia di Indonesia.
“Banyak rumor yang menyebutkan Starlink Malaysia juga aktif di Indonesia. Yang kami maksud adalah Starlink buatan Malaysia yang beroperasi di Indonesia,” kata Arif kepada awak media di Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Meski Arif tidak merinci lokasi Starlink Malaysia yang bisa digunakan di wilayah Indonesia, APJII meminta pemerintah melakukan pengaturan untuk mengoperasikan layanan tersebut.
“Mereka harus melihat dan tidak menutup mata. Pemerintah atau Starlink tidak bisa seperti itu. Kalau iya, sungguh merugikan. Dia (Starlink) baru sampai, kita sudah khawatir, sekarang pintu masuknya tidak resmi – itu yang bikin kita pusing, kan?” ujarnya.
“Iya jadi jangan sampai hal seperti ini diabaikan, diabaikan seolah-olah itu kepentingan nasional, itu yang saya sampaikan sebelumnya,” tambah Arif.
FYI: Starlink telah beroperasi di Malaysia sejak tahun 2023. Pada tahun yang sama, di Indonesia, layanan ini hanya dapat digunakan untuk pelanggan bisnis yang merupakan jaringan transportasi Telkomsat, anak perusahaan Telkom.
Kedatangan Elon Musk pada pekan lalu menjadi pertanda Starlink sedang memperluas penjualan online dan menyasar pasar retail atau konsumen akhir Indonesia.
Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara, Starlink baru tersedia di tiga negara mulai Juni 2024, yaitu pertama Filipina, kemudian Malaysia, dan terakhir Indonesia.
Saksikan video “Uji Kelayakan Lulus, Starlink Diuji di IKN” (agt/agt)