Bandung –
Pemandangan seram menghiasi jalanan kota Bandung. Ada kesalahan pada rambu lalu lintas. Harusnya dibaca Gedung Sate, malah Gedug Sate.
Ada dua tempat untuk kesalahan rambu jalan. Lokasi di Bandung, Jawa Barat (Jabar) saling berdekatan.
Di kedua lokasi tersebut, rambu-rambu penunjuk arah yang menjadi andalan pengendara untuk mencapai tujuan tidak ditulis dengan benar.
Dua rambu penunjuk arah yang salah penulisannya berada di Jalan Saparua dan Jalan Halmahera di Bandung. Belakangan diketahui, sudah lama terjadi kesalahan pada rambu jalan tersebut.
Sekilas, tak ada yang mengherankan dengan keberadaan kedua rambu jalan tersebut. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, terdapat kesalahan ejaan pada alamat, yang berdampak serius pada pengoperasian rambu jalan hijau tersebut.
Misalnya di Jalan Saparua yang dekat GOR Saparua. Sekilas keberadaan rambu jalan di lokasi tersebut tidak terlihat.
Dari Jalan Saparua, rambu ini mengarah ke timur menuju Jalan Halmahera dan Gedung Sate. Sedangkan Jalan Ternate/BKD Provinsi Jawa Barat, Kodam III Siliwangi dan Dispusip mengarah ke barat menuju Bandung.
Namun setelah mempertimbangkan dengan cermat, terdapat kesalahan ejaan yang sangat besar pada entri “Gedung Sate”. Rambu jalan itu bertuliskan “Geduug Sate”, kantor gubernur di Jawa Barat.
Situasi serupa juga terjadi di Jalan Halmahera menuju Jalan Ambon. Rambu jalan tersebut yakni Jalan Banda/Std Siliwangi di sebelah timur dan GOR Saparua di sebelah barat, Jalan Ternate/BKD Provinsi Jawa Barat, Kodam III Siliwangi dan Dispusip Kota Bandung.
Sekali lagi, sekilas, tidak ada yang mengejutkan dari rambu jalan tersebut. Namun jika diperhatikan lebih dekat, ejaan pada rambu jalan menuju Dipusip Kota Bandung di Jalan Halmahera sebenarnya adalah ‘Dipusip Kota Bandug’.
Kesalahan ejaan rambu jalan di Bandung ini rupanya menyita perhatian vokalis Panji Sakti. Pelantun ‘Jiwaku Sekuntum Bunga Kemboja’ itu juga mengunggah foto tanda jalan yang salah eja dengan caption yang menyindir.
“Smph, aku baru sadar, aku belum siap, maaf,” tulis Panji Sakthi dalam unggahannya, Rabu, dengan latar lagu Halo Halo Bandung (14/08/2024).
Berdasarkan penelitian, terlihat bahwa kesalahan ketik pada kedua rambu jalan tersebut sudah berlangsung lama. Bahkan, menurut beberapa warga, rambu jalan tersebut tidak pernah diganti, meski berakibat fatal.
“Oh, sudah lama sekali a. Saya sudah setahun di sini, tapi tidak pernah diganti,” kata German, salah satu warga yang ditemui di sekitar GOR Saparua, Bandung.
Penelusuran sejak 2019 juga menemukan kesalahan pada rambu-rambu jalan tersebut. Pada tangkapan layar Google Maps Maret 2018, kedua rambu jalan ini tidak dipasang.
Baru pada April 2019 kedua rambu jalan ini dipasang, namun sejauh ini masih ada kesalahan ejaan.
“Mungkin belum ada anggarannya, makanya tidak langsung berubah,” canda Herman menutup pembicaraan.
——-
Artikel ini dimuat di detikJabar. Saksikan “Ribuan Pengendara Mobil Berkendara ke Gedung Sate, Ini Permintaan Mereka” (wsw/wsw)