Jakarta –
Read More : Elon Musk Sebut Presiden Ukraina Kejam, Tuai Pro Kontra
Dengan berkembangnya teknologi digital, jenis penipuan baru pun bermunculan. Perbuatan para penipu ini bisa menyebabkan korbannya kehilangan informasi pribadinya bahkan menguras uang tabungan pribadinya.
Jika tidak hati-hati, justru bisa menjadi korban. Namun ternyata ada sejumlah kelompok yang dianggap paling rentan menjadi korban penipuan online yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab. Berdasarkan laporan dari beberapa sumber, berikut adalah kelompok yang paling rentan terjerat penipuan online.
1. Generasi Z
Generasi Z diketahui tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Selain itu, generasi Z saat ini terbantu dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, keuntungan yang diperoleh Gen Z seringkali dieksploitasi oleh banyak pihak untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Salah satunya adalah kecenderungan menjadi korban penipu online. Penipuan yang menimpa Gen Z biasanya terjadi karena mereka tidak mengecek ulang saat menerima link palsu. Gen Z menjadi sasaran para penjahat dengan tautan palsu seperti lowongan kerja yang relevan saat ini.
2. ‘Fleking’ di Media Sosial
Kelompok lain yang rentan terhadap penipuan online adalah pengguna media sosial. Terlalu banyak update media sosial bisa membuat Anda menjadi korban penipuan online. Karena penjahat bisa mendapatkan informasi tentang calon korbannya dari postingannya.
Pelaku bertindak atas nama korban. Kemudian Anda bisa mencari di media sosialnya dan mendapatkan informasi tentang keluarganya dari sana. Dengan demikian, serangannya akan berhasil dan tidak sia-sia.
Dengan maraknya penipuan, tentunya Anda harus sangat berhati-hati. Seperti berita terkini mengenai informasi kartu fisik DANA di media sosial.
Download tersebut berisi informasi mengenai persyaratan proses pembuatan kartu fisik pada aplikasi DANA. Meski begitu, DANA tidak pernah menerbitkan atau mengeluarkan kartu fisik.
Tentu saja hal ini bisa digolongkan sebagai penipuan. Oleh karena itu, DANA menghimbau masyarakat khususnya pengguna DANA untuk #WaspadaBadmanTraps dan menghindari modus tersebut dengan melakukan 3 langkah berikut:
1. Monitor
Langkah pertama untuk menghindari hal ini adalah dengan mewaspadai dan mengidentifikasi ketika Anda menemukan aktivitas mencurigakan yang terkait dengan Anda. Jika ada yang memberitahu Anda bahwa DANA memiliki kartu fisik, jangan tergoda untuk mengklik link yang mereka berikan! Bisa dipastikan DANA tidak memiliki kartu fisik.
2. Konfirmasi
Langkah selanjutnya adalah verifikasi keaslian link atau nomor yang Anda hubungi, apakah dari DANA atau bukan. Caranya sangat mudah, buka perlindungan DANA di aplikasi DANA, lalu masukkan nomor, jejaring sosial, atau tautan untuk memverifikasi validitasnya.
3. Laporkan
Jika terbukti adanya penipuan, segera laporkan melalui DANA Protection. Dengan demikian, pengguna DANA langsung terhubung dengan layanan Comdigi. Dengan melakukan hal ini, Anda telah membantu mencegah lebih banyak lagi korban penipuan yang menyamar sebagai kartu DANA fisik.
Selain itu, hindari membuka atau membagikan beberapa aplikasi atau tautan yang tidak terkait dengan DANA kepada orang lain melalui WhatsApp, Instagram, dll. Jaga juga selalu rahasia akun DANA dan OTP Anda, jangan bagikan kepada siapa pun termasuk DANA.
Untuk menjamin keamanan transaksi, pastikan Anda hanya mengakses informasi melalui platform resmi DANA Indonesia. Jadi tunggu apa lagi? Unduh dan gunakan dompet digital DANA sekarang!
Tonton video “Cominfo Menerima 572.000 Pengaduan Penipuan Online Antara 2017-2024” (prf/ega)