Gunung Kidul –
Sebuah gua ditemukan di kawasan Planjan di Jalan Lintas Selatan (JJLS), Kapanewan Saptosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyebut gua Gunangkidule merupakan fenomena alam.
“Guo neng JJLS Planjan Saptosari,” demikian postingan akun Instagram @ceritagunungkidul, Rabu (16/10/2024) saat memasuki gua harus merangkak.
Warijan, warga Planjan, mengatakan, gua tersebut ditemukan oleh pekerja proyek pembangunan JJLS pada Selasa (15/10) sekitar pukul 21.30. Warizan pun mengaku melihat bagian dalam gua tersebut.
“Gua itu ditemukan tadi malam, dan saya juga berhasil masuk. Saya harus merangkak untuk masuk karena mulut gua sempit,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (16/10/2024).
Warizan mengaku terpaksa membawa senter karena di dalam gua gelap gulita. Katanya, di dalamnya cukup luas.
“Setelah masuk kami menemukan bagian dalamnya cukup lebar, tinggi gua sekitar lima meter. Di dalamnya banyak stalaktit dan stalagmit dan masih meneteskan air,” ujarnya.
Namun, Warizan melihat ke dalam gua sebentar, lalu segera keluar. Katanya, hari ini mulut gua ditutup.
Tadi pagi ada informasi pekerja proyek menutup gua dengan menggunakan tumpukan batu. Digunakan ekskavator untuk mengisinya, ujarnya.
Karena itu pemerintah Kabupaten Gunungkidul menutup gua tersebut
Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono menjelaskan alasan mereka memutuskan menutup gua tersebut.
“Setelah berkoordinasi dengan beberapa tim dan bimbingan pimpinan, kami sudah berkoordinasi dengan operator pembangunan jalan untuk menghentikannya,” ujarnya.
Harry menjelaskan, jika berita tentang gua tersebut viral, maka akan semakin banyak orang yang penasaran dan mencoba memasukinya. Di sisi lain, pemerintah kabupaten belum bisa memastikan apakah gua tersebut layak untuk dikunjungi.
“Karena gua itu kita asumsikan layak jika ada yang berkunjung. Karena itu, rawan rawan terjatuh dan lain-lain,” tuturnya.
“Selain itu, kita juga melakukan antisipasi untuk menyelamatkan fenomena alam tersebut, dengan masuk ke dalam gua dan memprediksi kehancuran fenomena geologi tersebut,” lanjut Harry saat berkoordinasi dengan pihak UGM.
Harry juga mengatakan, sekitar 50 persen wilayah Gunungkidul merupakan karst. “Jadi penemuan gua di Gunungkidul merupakan suatu hal yang wajar. Karena pada tahun 2015 data kami mencatat ada 770 gua dan lagu yang ada di Kabupaten Gunungkidul,” jelasnya.
Harry menjelaskan, banyaknya gua di Gunungkidul karena kawasan karst yang berada tepat di perut bumi ini memiliki sungai bawah tanah. Katanya, fenomena alam berkaitan dengan geologi.
“Sehingga dapat disampaikan agar kita semua memahami sifat karst Gunungkidul. Sungai bawah tanah dan jalur bawah tanah merupakan fenomena, anugerah yang harus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Harry mengatakan akan berkoordinasi dengan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mempelajari gua-gua yang ditemukan di Planjan.
“Untuk melanjutkannya, kami berkoordinasi dengan Fakultas Geografi UGM, khususnya dengan Profesor Iko Haryono, seorang ahli karst. Oleh karena itu, nanti kami akan mengkaji lebih dalam bagaimana keberlangsungan kondisi lapangan”.
______________
Artikel ini diterbitkan oleh detikJogja
Saksikan video “Gua penuh kelelawar ditemukan warga Lamongan saat menggali sumur” (wkn/wkn)