Jakarta –
Read More : Yen Melemah, Warga Jepang Malah Liburan ke Negara Ini Ramai-ramai
Seorang ibu di Tiongkok membuat marah netizen karena memaksa putranya untuk bersekolah di sekolah dasar. Karena kelakuannya, penerbangan ditunda satu jam.
Pada Selasa (27/8/2024), South China Morning Post memberitakan hal itu terjadi pada 15 Agustus. Outlet media The Paper melaporkan bahwa pesawat tersebut berencana lepas landas dari Chongqing di barat daya Tiongkok.
Anak laki-laki yang tidak disebutkan namanya itu menangis dan mengeluh kepada ibunya bahwa kursi kelas yang dia duduki terlalu sempit. Kemudian anak itu berhenti di koridor.
Pramugari meminta wanita itu untuk menyuruh putranya duduk, tapi dia tidak mendengarkan. Sebaliknya, dia membiarkan putranya masuk ke kamar pertama.
“Ada kursi kosong. Mengapa kamu tidak membiarkan kami duduk di sini saja?” Ucap wanita itu dalam sebuah video yang menjadi viral.
Beberapa pramugari berusaha membujuk wanita dan anak tersebut untuk kembali ke tempat duduknya, namun pramugari tidak menghiraukannya. Beberapa penumpang terdengar marah dan meminta untuk turun dari pesawat.
“Jangan buang waktu ngobrol dengannya, duduk saja,” kata salah satu penumpang.
Pesawat kemudian lepas landas satu jam kemudian. Tidak diketahui apakah wanita tersebut dihukum atas perilakunya. Laporan itu juga tidak menyebutkan nama pesawat tersebut.
Perilaku wanita tersebut dikritik di media sosial Tiongkok.
“Ada banyak ruang kosong di penjara.
“Bukan masalah anak, masalahnya pendidikan orang tuanya. Seharusnya dia bertanggung jawab penuh atas masalah yang dia timbulkan pada orang lain,” sahut yang lain.
Maskapai penerbangan juga tidak kebal terhadap kritik. Pengguna internet juga mengomentari pendekatan percontohan ini terhadap krisis.
“Manajemen maskapai tidak menangani gangguan ini dengan baik. Selain itu, perusahaan tidak mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan kepada penumpang alasan penundaan penerbangan atau memberikan kompensasi kepada mereka,” kata yang lain.
Tonton video “Detik-detik Kecelakaan Pesawat di Brazil, 61 Orang Tewas” (sym/fem)